Thursday, April 26, 2012

Analisa Film-film Takeshi Kaneshiro

Setahun telah berlalu sejak tercetusnya Bulan Film Takeshi Kaneshiro di Kine-Mala . Antara hambatan kreatifitas, sekedar kemalasan dan berbagai hal yang mendistraksi konsentrasi, diantaranya yang melibatkan beberapa nama seperti Minakata Jin, Barney Stinson dan Dr. Sheldon Cooper, maka baru sekarang bisa dirilis hasil dari program yang memiliki maksud dan tujuan sangat ideal bagi kedamaian dunia ini.

Dari 36 judul film yang terdata dibintangi Takeshi Kaneshiro, hanya 23 judul  yang kami rencanakan tonton pada program ini. Dari 23 judul itu, sebagian judul sudah pernah ditonton dan diperlukan tonton ulang untuk menyegarkan ingatan. Sementara. sisanya  dikarenakan memiliki beberapa referensi yang terlalu jelek yang mampu mengalahkan semangat dan loyalitas, atau walaupun tidak terlalu negatif  kami rasa tidak terlalu signifikan untuk diperjuangkan, atau Kaneshiro perannya terlalu kecil, termasuk beberapa judul yang sudah pernah ditonton juga, seperti yang melibatkan Bo Bo Ho, Jimmy Lin dan Mira Sorvino tidak meninggalkan kesan bagus untuk pantas ditonton ulang.

Pada prakteknya hanya 14 judul yang benar-benar berhasil ditayangkan dalam program tersebut. Dari 9 judul yang tidak jadi ditayangkan, 4 judul kriteria tonton ulang yg batal tapi masih masuk dalam objek analisa, sementara tiga judul lagi belum bisa diikutkan dalam analisa karena sudah terlalu lama dan ada hambatan dalam mengingatnya, dan dua judul lagi yang belum pernah ditonton. Jadi total objek analisa kali ini terdiri dari 18 judul film.  Statistik dari program ini memang bukan intinya, tapi bahwasanya kru Kinemala telah menonton lebih dari 50% film yang dibintangi TK dengan hampir semuanya dia sebagai peran utama dianggap bisa dijadikan dasar analisa sesuai maksud dan tujuan dari program ini.

Adapun produk yang diharapkan dihasilkan dari program ini adalah sinopsis dan resensi dari film-film yang terdaftar dilengkapi analisa mengenai tipe karakter, kualitas akting, model rambut dan kelopak mata Kaneshiro.
Berhubung kemalasan dan ketumpulan otak,  tulisan ini tidak akan membuat analisa setiap film, hanya memberikan hasil kesimpulan singkat secara umum, sementara rangkuman dari tiap judul yang mencakup karakter yang diperankan Kaneshiro dan rekomendasi mengenai filmnya kemungkinan akan menyusul.
Sesuai maksud dan tujuan dari program ini yang tercantum di tulisan sebelumnya, secara keseluruhan kami mensarikan beberapa hal sebagai berikut:

Kebanyakan peran TK yang mempopulerkannya adalah karakter pemuda yang galau dalam hal asmara, dan sedikit mengenai karir. Peran semacam ini lah yang telah membuatnya melejit dan dicintai para penggemarnya sekaligus dipuji kritikus.  Wajahnya yang tampan cocok memerankan pemuda baik-baik  yang  polos dan pemimpi, dan ekspresi komiknya juga cocok untuk memberi nilai komedi. Untuk peran-peran yang lebih serius, TK juga bisa mengeksplorasi dirinya sesuai kematangan usianya. TK hampir selalu tampil baik di film2nya, keunggulannya sebagai tokoh enak dipandang memberi nilai plus pada hampir setiap karakternya walaupun tidak selalu sukses mengeksplorasi kedalaman karakter, kecuali dalam perannya sebagai Zu Ge Liang di Red Cliff yang termasuk karakter picabokeun dari segi tampang. Beberapa film yang memang sudah jelek dari filmnya adalah suatu kegiatan yang telah menyia-nyiakan potensi yang dimiliki TK. Dengan kata lain, di film yang bagus, TK tak mungkin tampil jelek atau jadi pamaeh kecuali.. ya sekali lagi tampang picabokeunnya di Red Cliff

Salah satu potensi yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya berbahasa karena dibesarkan oleh orang tua lintas suku bangsa. Sebagian besar film TK adalah produksi Hongkong dan Taiwan, lalu Jepang termasuk beberapa serial TV. TK fasih berbahasa kanton, mandarin, taiwan, jepang dan inggris. Di film Chungking Express pada beberapa adegan  TK mempraktekkan kemampuannya untuk beberapa bahasa tersebut walau masing-masing hanya beberapa kalimat. Di film Sleepless Town dia memerankan peranakan Taiwan-Jepang, sesuai dengan dirinya sendiri. Dan film Too tired to Die merupakan film berbahasa inggris (karena tidak ditonton ulang, kru tidak ingat seperti apa ceritanya tapi sepertinya TK berbahasa inggris di film ini) . Sejauh ini diketahui TK belum berperan di film Korea, atau harus berbahasa Korea. Yah lagipula, siapa perduli dengan Korea-koreaan?

Sebelum program ini berjalan, kru Kine Mala sempat mensurvey beberapa responden, yang bila ditanya apakah mengenal TK biasanya tidak tahu tapi ketika diperlihatkan gambarnya, reaksinya adalah: “Oh ini yang main dengan Bo Bo Ho?” sangat mengecewakan mengingat filmografinya yang melibatkan banyak aktor-aktris dan sutradara kelas A lintas Pan-Asia, dia dikenal oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk perannya di satu film, ya hanya di satu film Takeshi Kaneshiro berperan dengan Bo Bo Ho, sebuah film hiburan yang tidak terlalu signifikan di sejarah dunia sinema.
Hanya saja karena televisi Indonesia menayangkannya berkali-kali sehingga begitu melekat di otak para penontonnya, Bukti kesekian betapa jeleknya pengaruh televisi bagi dunia pendidikan.

Diantara mereka yang kami survey, pada umumnya menenal wajah TK tapi jarang yang tahu namanya, bahkan ada yang menamainya dengan simpel: “Si Kasep”. Mungkin karena darah campurannya menghasilkan kombinasi yang sedap dipandang dan diakui oleh wanita maupun pria (pria normal sekalipun ya)  dengan rambut pendek berjambul, maupun gondring digerai ataupun dikuncir, tetap cocok. Hanya belum ditemukan sejauh ini perannya dengan kepala botak. Yang awalnya tidak disadari adalah di beberapa tahun terakhir ini TK semakin tua semakin ganteng. Dan ternyata penyebabnya adalah matanya yang semakin bersinar berkat operasi kelopak mata. Hal yang bisa disepakati diantara para penggemar setianya sebagai hal yang tidak perlu karena tanpa operasi kelopak mata pun dia sudah tampan sempurna. Berdasarkan hasil pengamatan sejauh ini, dideteksi kelopak matanya mulai menunjukkan lipatan sekitar tahun 2003 di film Turn Left Turn Right, atau mungkin sejak tahun 2000 di film Lavender, atau mungkin juga dilakukan bertahap. Masih perlu dilakukan tonton ulang dan analisa dengan resolusi tinggi.

TK terhitung sebagai aktor yang sangat produktif. Sejak debutnya tahun 1993, hampir setiap tahun dia main film bahkan kadang bisa beberapa film dalam setahun, belum terhitung drama televisi. Beberapa tahun terakhir di masa krisis film Hongkong-Cina yang tertindas Korean Wave, TK justru selalu mendapat peran di film-film blockbuster pilihan karya sutradara-sutradara kelas A, seperti House of Flying Daggers (Zhang Yimou), Red Cliff (John Woo), Warlords, dan Wu Xia (Peter Chan).  Film-film tersebut bukan sekedar film hiburan yang mengandalkan wajah tampannya, tapi juga film yang dengan kualitas cerita dan yang bisa diandalkan dan bisa mengeksplorasi kemampuan dan potensinya TK. Walaupun trade marknya yang paling kuat adalah karakter semacam Cop 223 dan Mr Lost & Found, dan dia tampil (sekali lagi) picabokeun di red Cliff, TK bisa tampil prima sebagai dewa kematian di Accuracy of Death dan detektif yg agak-agak schizophrenia di Wu Xia.  TK merupakan pekerja keras karena dia mampu mengangkat imagenya dari sekedar “hearththrob” menjadi aktor yang semakin matang sebagai pesona layar lebar, layar TV, layar monitor dan penghias mimpi.

Galau di Anna Magdalena, 1998

Kangen Papah, di Fallen Angels, 1995

Lagi flu di Turn Left Turn Right, 2003

 
Ngunyah nanas kalengan di Chungking Express, 1994



Mari kita tunggu penampilannya di film selanjutnya, semoga merupakan karya berharga yang tidak terlupakan lagi.