Sunday, January 01, 2006

Another Night Another Day


Apa hebatnya Tahun Baru. It's just another night, another day.

Apa pentingnya Tahun Baru sampai orang memiliki alasan untuk berpesta semalam suntuk, Dugem, booking hotel, macet-macetan di jalan, totoetan terompet. Sampai sampai para ustadz pun ikutan bicara mengenai bagaimana menyikapi tahun ke depan, niat memperbaiki diri, dll. Kenapa mesti 1 Januari, padahal di dunia ini ada berbagai macam sistem kalender dan detik-detik pergantian hari tidak sama di setiap tempat? Jadi, apa yang dirayakan?


......
Terlalu banyak alasan berpesta. Alasan pertokoan mendekorasi tempatnya, alasan produsen membuat kemasan berhias simbol-simbol tak penting yang dibuat penting, alasan stasiun TV membuat "Acara spesial". Adakah yang perduli bahwa sebetulnya banyak simbol-simbol yang justru menjauhkan makna yang semestinya, sampai semua menjadi semakin tak bermakna.

......
Terlalu banyak alasan infotainment mewawancara para selebriti: "Apa makna Idul Fitri bagi anda?" "Makna natal?" "Makna Tahun Baru?" "Bagaimana anda merayakannya tahun ini?" Sampai-sampai hari proklamasi, bahkan musibah pun menjadi alasan untuk mereka berkomentar dan mengait-ngaitkan dirinya dengan kejadian.

Manusia butuh momen. Padahal toh momen itu hanya berlaku bagi sebagian orang. Saat mereka yang di sono berpesta, yang di sana berduka, dan yang di situ sedang dalam penderitaan perang. Karena itu, apa yang terlalu dibesar-besarkan?


.....
Hanya pergantian hari, dan hari apapun dapat bermakna untuk kita sendiri. Tak usah seluruh dunia yang merayakan, tak perlu hiasan.