Saturday, November 13, 2010

Catatan Singkat Film 3

HOLLYWOOD SECTION

Toy Story 3 (2010)
Menghibur, memberikan jawaban dan penyelesaian yang bagus tentang pertanyaan akan nasib mainan-mainan itu. Kemunculan Barbie & Ken cukup spektakuler, padahal film2 mereka sendiri sangat menyebalkan.

Eclipse (2010)
ehem..uhuk-uhuk...*punya minyak angin?

Remember Me (2010)
Ok. I admit that I have comitted a cardinal sin: to watched Robert Pattinson without Alan Rickman. Well, at least we have Pierce Brosnan here..
Yah filmnya ga begitu penting, tapi mayan lah twist endingnya.Tentang pemuda labil, bermasalah dengan keluarga khususnya ayahnya.

Inception (2010)
Maafkan aku Christopher Nolan....salahku tertidur di sebagian film ini....emang karena lagi cape, ngantuk dan nontonnya kemaleman atau karena kebawa tidur gara2 si Cobb mau nginception lewat mimpiku.

Despicable me (2010)
SERU BANGET!! sangat menghibur, membuat mood jadi enak. Film animasi aksi untuk keluarga, kocak, menyentuh dan mendebarkan. Inti ceritanya cukup sederhana bahkan mudah ditebak, tapi juga mengandung banyak kejutan dan detail-detail kreatif, asyik menontonnya, jadi semangat sambil teriak2.

Shrek 4 (2010)
Lumayan menghibur walou lumayan bikin capek juga. Tetep si Puss in Boots idola kita.

Prince of Persia (2010)
INTOLERABLE!! terlalu mudah ditebak, mana ceritanya mirip banget dengan Shrek yg di atas..bukti kebrengsekan Hollywood dalam pembodohan penonton, penyelewengan sejarah, pembunuhan karakter, menyia2kan bakat akting..khususnya Ben Kingsley ohh...

The Brothers Bloom (2008)
Seru, lucu, menghibur, mengharukan juga. Narasinya menarik. Aktor2nya tampil bagus. Adrien Brody & Rachel Weizs: great chemistry dan Rachel...caaannttiiikkk banget OMG umurnya 40 dan tampak jauh lebih muda daripada Brody!!

King Kong (2005)
Yap saya baru nonton lengkap setelah menyadari jatuh cinta pada Adrien Brody. Seru di bagian petualangan di kapal & pulau misteriusnya. Jack Black aktingnya keren, Brody juga cocok dengan karakter dan perawakan penulis skenario, walau janggal waktu ngeliat dia belagak heroik. Terakhir2nya terlalu memadu tu King Kong waktu manjat2 gedung..cape deehh. Versi originalnya belun nonton.

EUROPE SECTION

Mr. Nobody (2008)
Bisa ngomong apa yaa...film ini BAAAGGUUUSSSSSS BANGEETTTT seolah mewakili semua film bagus yang pernah (dan juga yang belum) saya tonton. Banyak adegan dan ide2 yang pernah ada di berbagai film sebelumnya atau buku2 tertentu, tapi kita juga tidak bisa menghujatnya sebagai tidak orisinil, karena kepiawaian sang sutradara (Jaco Van Dormael) memadukan dan menarasikannya menjadi satu cerita yang utuh menghasilkannya menjadi sebuah karya yang sangat unik dan artistik.Setiap kalimat dalam narasi tokohnya begitu serasi dengan gambar, irama musik latar, dan intonasi tokoh2nya. Bahkan tanpa melihat gambarnya pun film ini terdengar begitu indah, dan Jared Leto begitu..ehem..ganteng dan merdu.

HONGKONG SECTION

Sparrow (2008)
Tentang sekelompok pencopet yang masing2 anggotanya bertemu seorang wanita cantik yang sama. Ternyata mereka terjebak dalam suatu rencana dari wanita itu dan jadi terlibat dengan seorang bos mafia. Pertaruhan pun terjadi.
Film "melek Johnnie To" saya yang pertama. Memang menarik dan unik. Akting bagus, musik latarnya pun unik. Levelnya jauh di atas banyak film hongkong lain, apalagi film hollywood.
quoted: "I've told you, sparrow brings bad luck" .....tapi film "Sparrow" sangat pantas ditonton.

Vengeance (2009)
Dianggap mengecewakan oleh para fans Johnnie To, tapi saya sangat suka. Mungkin karena saya masih beginner dibanding mereka atau karena ada hal2 tertentu yang cukup mengena bagi saya, membuat tersentuh, disamping banyak yang tidak masuk logika.
Tentang Costello, seorang mantan koki yang menantu dan cucu-cucunya dihabisi di rumah mereka sendiri, sementara anak perempuannya terbaring dalam kondisi parah dan memintanya membalaskan dendam. Si Kakek datang jauh2 dari Prancis ke Macau dan menyewa sekelompok pembunuh bayaran. Mereka berhasil melacak siapa dibalik pembantaian tersebut, yaitu bos mafia besar yang sangat berbahaya. Yang merepotkan, Costello sedang berada dalam tahap short term memory lost menuju hilang ingatan akibat gangguan di kepalanya yang sudah berlangsung lama. Lalu, buat apa balas dendam?
Adegan2 spesifik yang membuat saya tersentuh: adegan-adegan memasak dan adegan saat Costello mencari teman2nya di tengah hujan.
Saya anggap sebagai versi Hongkong dari film Memento

KOREAN SECTION

A Moment to Remember (2004)
Lumayan menarik karena mengarsitek. Karakterisasi tokoh2nya pun cukup baik. Tapi sebagai film drama romantis Korea, walaupun jauh lebih baik dan lebih "mantes" daripada Twilight saga, tapi otak, hati dan perut saya masih gak bisa mencernanya.

Friday, October 01, 2010

Hal-hal yang Sulit Termaafkan di Dekade Kemarin

  1. Warner Bros, yang meremake Infernal Affairs menjadi The Departed, tahun 2006
  2. Kemenangan The Departed di Academy Award 2007, bukannya Babel
  3. Fox Studio dan Stephen Chow yang membuat Dragon Ball Evolution
  4. Universal Studio yang menyia-nyiakan bakat Jet Li dan Anthony Wong di The Mummy Tomb of The Dragon Emperor
  5. Bagian akhir The Eye 2 di DVD, alternative ending? karena versi DVD atau versi bajakan? berbeda dari versi bioskop yang alhamdulillah saya tonton. Yang di DVD benar-benar merusak flow keseluruhan, menghilangkan twist ending sebagai jawaban inti untuk keseluruhan film itu argghkk...(seperti yg saya ulas di sini)
  6. Reality Show/ sinetron yang menggunakan musik OST film 2046 & Infernal Affairs
  7. Gramedia yang menerjemahkan ulang komik-komik Tintin dan mencetak ulang dalam versi ukuran kecil
  8. Zhang Yimou yan mengcasting Jay Chou di film Curse of The Golden Flower

Thursday, July 15, 2010

Survey Survey!!!! Karakter film yang anda sukai

Teman-teman, dalam rangka mewarnai dunia dengan kegiatan yang bermutu, bila berkenan, mohon partisipasinya untuk memilih tokoh yang anda sukai atau yang menurut anda memikat atau punya karakterisasi menarik di film yang pernah anda tonton.

Caranya:

  1. Silakan pilih minimal satu karakter pria dan satu karakter wanita, beserta judul filmnya.
    Kalau bingung karena banyak, anda bisa memilih beberapa karakter, tapi supaya ada batasan, per orang maksimal lima karakter pria dan lima karakter wanita

  2. Cantumkan alasannya, bebas terserah mau alasan fisik semata atau alasan yang lebih filosofis juga boleeeh

  3. Yang boleh dipilih adalah karakter orang atau binatang maupun benda mati yang memanusia, misal: Simba cs. Kalau binatang yang memang memerankan binatang, sebaiknya tidak dipilih kali ini. King Kong jelas tidak masuk kriteria

  4. Lingkup filmnya tidak dibatas, silakan dari film Hollywood, Bollywood, Korea, Jepang, Hongkong, Eropa, Indonesia, dari manapun, film orang maupun animasi, genre dan batas waktu tayang film juga tidak dibatasi.

  5. Silakan tulis di komen atau kalau kalau mau kirim email japri ke romola1913@yahoo.com
Mudah2an teman2 mau ikut serta di kegiatan yang luar biasa penting ini, jadi kalau banyak data yang terkumpul, sapa tau bisa dibuat semacam statistiknya,
Ayo hyoo Silahkan mengingat2 mengenang2 kembali film yang pernah anda tonton

Terimakasih

Catatan:
Yang kita pilih di sini tokoh film ya, bukan pemerannya. Jadi kalau pemeran aselinya mau sebrengsek dan seplayboy apapun, jangan sampai mempengaruhi penilaian terhadap karakter filmnya.
Kalau ada tokoh yang ada di buku juga, kita fokus ke karakter yang di film saja, walaupun terdapat perbedaan.

Sejauh ini, hasil yang terkumpul terlihat di notes facebook saya ini dan beberapa email japri yang mungkin nanti akan dipublish.

CONTOH KASUS:
pilihan sambalado de Pulszky:
Karakter pria favorit:
1. George (Rupert Everett) di My Best Friend's Wedding


Alasan: liat Julianne (Julia Robert) di film itu, kayanya asik banget punya George sebagai gay best Friend


2. Kei the Vampire di film Moon Child




Alasan: keren, cool, dan saya ingin dia jadi ...my gay best friend (teteup) hihihi.


Saturday, May 15, 2010

Cintaku Berlianmu

"To kill the enemy, she would have to capture his heart....and break her own"


Se, Jie (2007)
AKA Lust, Caution
Director: Ang Lee
Cast: Tony Leung Chiu Wai, Tang Wei, Wang Lee Hom, Joan Chen



Dengan membaca tagline di atas dan sekilas sinopsisnya, kita sudah bisa mengetahui bahwa tema inti film ini sebetulnya cukup familiar. Tapi, jangan harap akan menemukan cerita seperti yang biasa kita lihat di kebanyakan film-film yang pernah kita tonton. Mengenai judulnya, sepertinya tidak perlu lagi dibahas maknanya.

Lust, Caution dibuat berdasarkan cerita pendek karya Eileen Chang, berlatar belakang sejarah politik di Cina di akhir tahun 30-an sampai awal tahun 40-an, masa pendudukan Jepang di Asia. Tokoh utama kita Wong Chia Chi (Tang Wei), seorang mahasiswi di Hongkong yang bergabung dengan kelompok drama kampus pimpinan Kuang Yu Min (Wang Lee Hom). Mereka mementaskan drama yang membangkitkan patriotisme sekaligus mengumpulkan dana untuk membantu perjuangan bangsanya melawan pendudukan. Tidak cukup begitu, mereka ingin turun lebih jauh ke dalam perjuangan tersebut. Lagi-lagi di bawah pimpinan Kuang Yu Min, disusunlah rencana untuk membunuh seorang pengkhianat bangsa, pejabat pemerintahan kolaborasi Cina-Jepang, Mr. Yee (Tony Leung).

Chia Chi adalah seorang aktris dengan bakat alam yang berhasil sebagai pemeran utama dalam strategi ini. Menyamar sebagai Mrs. Mak yang suaminya selalu bekerja ke luar negeri, Chia Chi berhasil berteman akrab dengan Mrs. Yee (Joan Chen) dan dalam rangka bermain mahjong dia bisa sering mengakses rumah keluarga Yee yang memiliki pengawalan ketat. Rencana selanjutnya, Chia Chi harus berhasil memikat Mr. Yee, dan menjebaknya agar dapat dibunuh teman-temannya.

Kelompok amatir ini ternyata mendapat perhatian dari organisasi mata-mata perjuangan yang resmi. Setelah misi mereka menjadi berantakan dan gagal total, mereka justru direkrut dan dilatih untuk melanjutkan misinya dengan sistem dan keorganisasian yang lebih profesional. Wong Chia Chi pun kembali harus melanjutkan perannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? mungkin intinya bisa kita tebak. Wong Chia Chi berhasil memikat Mr. Yee, sementara dia pun (apa boleh buat) terpikat juga. Lalu kemudian? Mungkinkah mereka bisa tetap bersama? Apakah Mr. Yee bisa memaafkan bila mengetahui WCC bermaksud membunuhnya? apakah WCC bisa memaafkan penjahat bangsanya? dan yang lebih penting, mengkhianati teman-temannya? Adakah penyelesaian yang sederhana? Pertanyaan-pertanyaan di atas memang agak meng-sinetron. Tapi percayalah, jangan harap mendapatkan jawaban memadu manis dari film Ang Lee karena di film ini terkandung juga pertanyaan: Apakah Mr. Yee dan WCC pantas mendapat simpati penonton?

Mr. Yee, adalah orang yang penuh kewaspadaan dan sulit mempercayai orang. Apakah dengan pengalamannya dalam politik, semudah itu dia terjebak oleh WCC? Hubungannya dengan WCC jelas membahayakan posisinya sendiri. Mungkin dia sebetulnya telah curiga, tapi mungkin juga dia terbutakan olah cinta, atau menutup mata dengan sengaja sementara anak buahnya sendiri sudah mengetahui dan menyelidiki mengenai WCC. Ataukah, mungkin saja dia balik menjebak WCC.

Hubungan WCC dan Mr. Yee yang terbangun tidak bisa dibilang romantis, begitu aneh dan sulit diterima. Bahkan lebih aneh dibanding romantisme Mina dan Dracula di film karya Coppola.
Tidak banyak kata-kata yang terucap di film LC sehingga kita harus bisa memaknai dialog-dialog yang minimalis itu. Lewat bahasa tubuh, ekspresi wajah, lirikan mata, sesungging senyum dan sebutir berlian, silakan penonton menebak-nebak perasaan mereka yang sebenarnya.

Bagi yang mengharapkan menonton romantisme yang manis di film ini. Sebaiknya pause saja filmnya di bagian gambar-gambar berikut:



Bukan, itu bukanlah gambar Wong Chia Chi dan Mr. Yee, tapi WCC dan Kuang Yu Min. Tentu ada bumbu cinta segi-segi di kisah ini. Selain Mr. Yee yang sudah jelas beristeri, kita bisa lihat bahwa WCC dan KYM adalah pasangan potensial. Seharusnya, jalan cerita mereka bisa berkembang menjadi romantika anak kampus, atau seperti Serial Cantik tentang teman satu unit kegiatan. Tapi, entah salah siapa (untuk gampangnya kita bisa menyalahkan KYM), demi "misi mulia" perjuangan mereka, rencana yang mereka susun menuntut begitu banyak pengorbanan; fisik, mental, dan harga diri.

Uniquely Ang Lee yang tak perlu lagi dibahas panjang lebar. Cukup dengan referensi Crouching Tiger Hidden Dragon dan Brokeback Mountain, penonton bisa mengantisipasi munculnya Lust, Caution sebagai produk tontonan yang solid bernilai seni tinggi, dengan permainan plot dan twist ending. Sayangnya, film ini dianggap tak punya negara oleh panitia Academy Award, sementara penggemar Ang Lee dan pencari tontonan yang berbeda dari yang umum, akan mendapatkan yang sesuai ekspektasinya, atau mungkin juga lebih. Kekuatan akting para aktor, detail setting, sinematografi, kostum dan musik, membuat penonton begitu terhanyut dalam alur cerita, bahkan mungkin merasa sesak oleh intensitas emosi yang mencengkeram di film ini. Sedikit melelahkan mungkin bagi sebagian orang.

Film LC sangat sensasional sekaligus kontroversial. Mendapat Rating NC-17 dan mesti disensor sekian menit untuk dapat tayang di Cina Daratan, karena begitu berani dan vulgar. Tang Wei bahkan karirnya dicekal habis-habisan oleh pemerintah Cina sampai mesti pindah domisili ke Hongkong. Tentu saja, film ini setia pada judulnya. Banyak yang mendukung dan berpendapat bahwa adegan2 "lust" yang ditampilkan Ang Lee adalah kunci dari film ini, dan bila disensor akan menghilangkan bagian penting dalam transformasi karakter tokoh-tokohnya, khususnya Mr. Yee. Mungkin, di sanalah terlihat perbedaan tipis saat "lust" yang bergeser menjadi "love", di perbatasan antara obsesi dan simpati, saat kekuatan niat menjadi kelemahan hati?

Sayangnya, film ini terlalu bagus dan terlalu indah untuk diabaikan apalagi terimbas perdebatan mengenai adegan-adegan "lust" tersebut. Mungkin tanpa adegan-adegan yang mesti sevulgar itu, bisa saja film ini tetap berpegang pada jalurnya. Dengan unsur-unsur yang ada di film ini, terutama pemeran-pemeran yang memilki kekuatan akting tanpa banyak kata, narasi keseluruhan takkan menjadi buyar dengan mengedit beberapa menit film tersebut untuk menjadikannya tontonan yang lebih nyaman bagi banyak orang. Sebagian golongan lain bahkan mencaci film itu, bukan hanya untuk kevulgarannya, tapi juga karena mengangkat tema yang dianggap mencoreng nilai-nilai perjuangan yang dilakukan dengan jalan yang lebih mulia. Kita bisa percaya, Ang Lee tahu apa yang dia buat:
After Brokeback Mountain, Ang Lee was probably free to do whatever he wished, and Lust, Caution is the result (Kozo, 2007). Tapi tidak begitu menurut pemerintah RRC.


Bagi yang belum nonton dan berminat nonton, sebaiknya jangan baca kelanjutan setelah ini. Bagi yang belum nonton dan memang tidak berminat menonton, kalau berminat baca tulisannya, boleh-boleh saja baca untuk mengisi waktu. Bagi yang tidak berminat pada tulisan ini, ya tentunya anda memang tidak sedang membaca ini sekarang.

SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!!

SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!!

SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!! SPOILER ALERT!!!!!!


Kuang Yu Min, yang manis, idealis dan patriotis tetapi begitu teganya dia menumbalkan WCC, bahkan memintanya untuk melanjutkan setelah trauma akan kegagalan misi pertama. Padahal mungkin awalnya WCC bergabung karena tertarik oleh KYM, selain juga rasa patriotisme dan rasa kesepian karena ditinggal ayahnya. Selanjutnya, mungkin WCC kembali bergabung dengan alasan yang sama, atau karena kharisma Mr. Yee, atau sekedar karena sudah kepalang.


Di tengah ketegangan WCC dkk menunggu dan mencari saat yang tepat eksekusi rencana mereka, Mr. Yee malah memberikan sepucuk amplop pada WCC. Tak disangka, isi amplop itu adalah bukti otoritas Mr. Yee yang dengan posisi dan kekayaannya dapat mengakses dan membayar berlian-berlian langka dan memberi kesempatan bagi WCC memilih yang disukainya.

Di sinilah menurut saya, bagian paling menarik dari film ini. Sementara banyak perdebatan dan pembahasan mengenai film ini yang fokus ke bagian "lust and love", saya lebih tertarik dengan bagian "love and diamond".

Saat WCC mengetahui niat Mr. Yee, pikirannya tampak bergejolak. Mungkin baginya, pemberian itu merupakan wujud rasa sayang dari Mr, Yee. Apakah itu berarti WCC adalah wanita materialis karena merasa senang mendapat perhiasan mahal yang langka? Bahkan dia memilih batu yang paling mahal dan paling spesial. Sedangkan Bagi Mr. Yee, mungkin memberikan perhiasan mahal pada seorang wanita merupakan wujud rasa sayangnya, karena tidak ada jalan lain bagi mereka. Mungkin yang dirasakan WCC adalah bahwa setelah pengorbanan dan perjuangan menghadapi perasaannya sendiri, akhirnya "terbayar" juga, bukan oleh angka harga berlian tsb. Ironis mungkin, tapi bisa dibilang inilah bagian paling romantis dari hubungan WCC dan Mr. Yee. Mungkin, mungkin, mungkin. Semua dilema itu tidak terucapkan, penonton hanya bisa menginterpretasikan sendiri apa yang tergambar pada ekspresi keduanya, dan beberapa adegan terakhir yang memiliki kekuatan luar biasa.

Mengambil kesimpulan di akhir film ini berarti menginterpretasi tatapan mata. Apakah tatapan KYM bisa berarti kekecewaan pada WCC, mengandung rasa marah, mungkin memaklumi, atau justru menyampaikan permintaan maaf, penyesalan. Sementara tatapan kosong Mr. Yee pun mengekspresikan jelas apa yang dirasakan, yang sudah dan yang akan dialaminya.


TRIVIAL
Sampai sekarang masih belum bisa menghalau trauma film Brokeback Mountain. . Waktu film Lust, Caution muncul, yang terpikir pertama adalah; siapa tuh cewek pendatang baru yang berakting dengan Tony Leung? rasanya tidak rela doi bersanding dengan yang selain Maggie Cheung, atau Faye Wong, atau A-list actresses lain.

VCD/ DVD edisi Indonesia sensornya berlebihann!! ada beberapa adegan yang sbetulnya gak perlu disensor, mengurangi makna cerita jadi makin jauh grrrr

Saya belum membaca naskah aseli cerita pendeknya, maka tidak membahas perbandingannya di tulisan ini.

Bravo Alexandre Desplat for the beautiful music

Thursday, May 13, 2010

Aku memang telah banyak berbohong padamu, tapi satu yang aku tidak bohong...perasaanku padamu

Pura-pura pendekatan dan pura-pura jatuh cinta kepada seseorang. Latar belakang dan tujuannya bisa beberapa macam, misalnya sekedar taruhan iseng dengan teman, atau dalam kasus yang lebih serius: untuk mengorek informasi, mengambil harta simpanan yang disembunyikan, memanfaatkan untuk misi yang menguntungkan si pihak penipu, melemahkan seorang jagoan, dan yang paling parah adalah dalam rangka misi membunuh. Duh kasihan sekali ya, digombali lalu dibunuh pula.

Familiar ? Mungkin karena sudah cukup sering kita lihat di film-film. Si pihak yang berpura-pura ini bisa merupakan boga lakon dalam misi yang (menurut film itu) mulia, atau dia adalah penjahat ganteng atau cantik yang mendekati boga lakon kita dengan begitu memikat sampai kita pun simpati dan berharap dia benar-benar tulus dan berubah jadi “baik”.
Umumnya, kisah seperti ini berlanjut (sesuai harapan penonton yang “diarahkan” pembuat filmnya) pada tumbuhnya “perasaan yang sebenarnya” dari si pihak yang berpura-pura. Semakin lama, dia semakin merasa berat untuk berbohong, apalagi setelah mengetahui bahwa si korban benar-benar jatuh hati padanya. Lalu, biasanya di saat-saat dia hendak berniat jujur, terungkaplah penyamarannya, dengan tidak sengaja atau karena dibongkar si penjahat sebenarnya yang merasa terancam/ terkhianati. Si pihak yang tertipu akan mengungkapkan kekecewaan, menyadari nyawanya terancam atau jadi sepah habis manis, dan yang paling penting sakit hati karena perasaannya dipermainkan. Si penipu, berusaha menjelaskan.....dan yang paling sering terdengar adalah model kalimat yang saya pakai sebagai judul di atas.

Selain tipe cewe macam Bella Swan, tak semudah itu juga si korban menerima. Biasanya, setelah gombal gombal blah blah, tetap butuh bukti nyata seperti ketika si penipu menyelamatkan si korban dari penjahat yang sebenarnya, atau dari suatu kecelakaan yang mengancam nyawa. Akhirnya si korban pun memaafkannya dan mereka menjadi pasangan berbahagia. Itu kalau film Hollywood.

Kalau di film Hongkong, kasus yang terjadi lebih kompleks dan tragis. Biasanya bagaimanapun si pelaku penyamaran tetap harus menyelesaikan misinya. Sehingga, walaupun di satu sisi terbukti juga kalau cintanya memang tulus, tetapi begitu sulit untuk memaafkannya. Contoh kasus adalah ketika seseorang mendekati anak perempuan dari orang yang harus di bunuhnya. Cerita macam ini di film hongkong tidak bakal berakhir bahagia, karena bahkan para penonton pun sulit untuk menemukan titik temu untuk merelakan mereka sampai bisa bersama. Bahkan, tak ada kesempatan gombal menggombal atau pidato klarifikasi ala hollywood.

Film India, tentu punya model lain lagi. Tapi saya kurang banyak referensinya,. Mungkin berusaha meminta maaf dan meyakinkan ketulusan cintanya dengan bernyanyi-nyanyi sendu atau berjoget2 di bawah curahan hujan.. .??? Atau, versi tragisnya, ada yang bunuh diri atau mati terlindas kereta api.

Kalau di film Korea kasus macam begini bakal disertai kisah cinta segi-segi super membingungkan. Walaupun penonton berpihak ke si pasangan (yang salah satunya pasti tokoh antagonis alias penipu) tetap sulit untuk memaklumi karena keberadaan mereka mengorbankan perasaan beberapa pihak lain yang juga mendapat simpati penonton. Solusi umumnya ada pihak yang mati atau mati bersama, atau bunuh diri bersama dengan romantis, atau mati susul-menyusul.

Karena itulah berdasarkan analisa kurang kerjaan di atas, saya membayangkan seandainya saja film Lust, Caution bukanlah buah karya Ang Lee, tentunya akan memiliki beberapa alternatif penyelesaian:
!!* SPOILER ALERT*!!

Versi Hollywood 1: Mr. Yee ternyata tidak sejahat yang disangka. Dia sebenarnya double agent. Atau di saat2 terakhir itu dia melepaskan diri dari keterikatannya dengan pihak pemerintah kolaborasi, menyelamatkan nyawa WCC dan setelah beberapa menit berbagai gombal dan pidato klarifikasi, damailah mereka.
Hollywood 2: Mr. Yee tetap sebagai penjahat, dan melalui permainan double agent yang cukup seru, KYM lah yang muncul sebagai pahlawan pelindung WCC, happy ending untuk WCC dan KYM.


Versi film korea: karakter istri Mr. Yee dan KYM akan lebih banyak bagian, cinta segi-segi di antara para tokoh akan lebih diekspos. Masalah politiknya takkan bertemu solusi , dan kemungkinan besar akhirnya WCC dan Mr. Yee akan mati bunuh diri. Bersama, susul menyusul, atau salah satu menyusul yang lain setelah hidup memadu depresi beberapa tahun.


Versi Bollywood: WCC bunuh diri atau jatuh di lintasan kereta api. Mr. Yee dan KYM berkelahi dan salah satu juga jatuh, kemungkinan besar KYM. WCC dan KYM kemudian terlindas kereta bersama. Mr. Yee ditangkap pihak pemerintahan baru non-Jepang.

Versi Hongkong 1: Mr. Yee mengetahui rencana terhadap dirinya, balik menjebak WCC. Walaupun memang ada perasaan yang yang sesungguhnnya di antara mereka, politik tetap menang. Namun KYM berhasil membunuh Mr. Yee, dunia damai tapi WCC dan KYM kepalang takkan bisa bersama.
Hongkong 2: WCC sendiri yang membunuh Mr. Yee, yang sebenarnya sudah mengetahui rencana WCC, tapi sengaja memberi kesempatan bagi WCC demi "menebus" dosa-dosanya di dunia. Setelah itu WCC "menghukum " dirinya sendiri, ex: memotong tangannya atau membutakan matanya sendiri (aouch..), atau loncat dari tebing tinggi, entah selanjutnya hidup atau mati. WCC dan KYM tetap tak bisa bersama.



Sunday, April 25, 2010

Impresario's Decision

While immortalized in numerous still photographs, no film exists of Nijinsky dancing. Diaghilev never allowed the Ballets Russes to be filmed. He felt that the quality of film at the time could never capture the artistry of his dancers and that the reputation of the company would suffer if people saw it only in short jerky films.
(www.russianballethistory.com)

They are now the creatures of Lord Morpheus and continue to live and perform their beauty in his realm.


You are the spirit, you are the perfume
You are the shadow that waltz around my dream

Thursday, April 08, 2010

Kenapah sayah tidak bisa menyukai sinema Korea

Sepasang kekasih terpisah karena masalah politik, ras, yang mengakibatkan dendam berbalasan, pertumpahan darah dan berbagai huru-hara. Si wanita melahirkan anak kekasihnya itu dalam pernikahan tanpa cinta karena dipaksa orang tua, Akhirnya mereka bertemu lagi, dalam suatu pertarungan nan heboh plus dilematis. Familiar? tertebak? tipikal? cheesy? Oh yeah, Bichunmoo kombinasi cerita semacam Count of Monte Cristo dan berbagai model film Kungfu Hong Kong. Tapi mungkin ramuan ala korea membuatnya jadi "istimewa": Si tokoh Wanita yang melihat kekasih cinta sejatinya itu dalam keadaan tertusuk dan sekarat, menghambur ke pelukan mantannya itu, menusukkan dirinya ke ujung pedang (atau anak panah ya??) yang mencorong keluar dari tubuh si tokoh pria. Dan mereka pun mati bersama dalam adegan berpelukan penuh air mata sedih bercampur bahagia karena akhirnya disatukan. Tamat. Tragis? Romantis? Bodoh.

Kejadian itu dilakukan di depan anak mereka, yang menjerit melihat tindakan ibunya. Anak lelaki usia ABG, yang secara logika akan menanggung trauma seumur hidup melihat kedua orang tuanya mati bersama oleh pasukan anak buah kakeknya. Dan sang ibu sendiri yang memilih untuk tidak lagi membesarkan dia . Okay. Cukup. Seketika itu saya kehilangan rasa tertarik terhadap film Korea.


Sinema Korea menyusup dan meledak di Indonesia dan dunia, sejak tahun 2002, yaitu waktu piala dunia digelar di Jepang-Korea. Dimulai dari sinetron Endless Love. Begitu gampang menyukainya: Pemainnya cantik-cakep, ceritanya mengharu-biru, konfliknya tidak hanya percintaan, tapi juga masalah keluarga dan pekerjaan dengan komplikasi tinggi, membuat gemas dan penasaran.

Sayangnya saya tidak ikut-ikutan termakan dan terhanyut oleh Korean Wave yang makin mengglobal ini. Menonton Endless love sepotong-sepotong tidak membuat saya penasaran ingin menonton keseluruhan. Satu-satunya yang saya tonton lengkap, dengan cara menyewa VCDnya adalah sinetron seri Hotelier. Menurut saya sinetron satu ini sungguh istimewa, stylish, karakter-karakternya menarik, jalan ceritanya ouch ouch ouch....Bae Yong Jun yang tampan jelita hanyalah salah satu penambah rasa. Semua tokohnya berkarakter kuat, bahkan para antagonis dan pemeran pendukung, hanya saja Son He Kyo terlalu imut-manis-madu. Loyalitas akan profesi seperti yang biasa kita temukan di film Jepang, dihadirkan dengan permainan emosi, komedi dan konflik humaniora ala korea.

Bukannya saya tidak mencoba dan memberi kesempatan buat yang lain. Sinetron BYJ lain yg sempat tayang di TV terasa terlalu mellow, tidak sanggup saya mengikutinya. Beberapa serial lain walau memang saya akui sangat seru, banyak yang tragisnya itu mendekati menyebalkan, terasa terlalu memanipulasi. Yang lucu juga banyak, tapi kadang bisa sangat ekstrim, dari yang lucu menggemaskan romantis, lalu ujung-ujungnya menjebak dengan tragis. Oh gak kuat deh..

Di sekitar awal masa booming itu lah saya menemukan film Bichunmoo yang tampak menarik. Gambar sampulnya menunjukkan ini semacam film kungfu berlatar sejarah, kolosal, dengan kostum dan sinematografi artistik yang bakatnya romantis, dan tragis dll. Namun seperti yang saya ceritakan di atas, film ini justru sempat membunuh minat saya selanjutnya.

Film panjang yang pernah saya beri kesempatan untuk ditonton kumplit adalah My Sassy Girl, Saya suka, walau bukan tipe yang akan saya koleksi dan tonton berulang-ulang. Lalu yang pernah ditonton di ruang santai LFM, film unik judulnya Ditto , tentang permainan dimensi waktu yang bikin capek logika, mungkin idenya tidak original, tapi film ini lumayan menarik. Cukup dengan My Sassy Girl dan Ditto, saya sudah bisa menyimpulkan dari sinopsisnya bahwa The Lake Housenya Sandra Bullock itu adalah remake film korea, sebelum menonton dan membaca info lain mengenai film tersebut. Entah bagaimana mendefinisikannya, walau tanpa banyak referensi, yang namanya nuansa film korea bisa begitu terasa dan terbayang khasnya. Sampai saya curiga Christopher Nolan pun terinspirasi kisah cinta ala film Korea untuk bumbu percintaan (yang oh tragisnya) di Batman the Dark Knight .

Beberapa waktu yang lalu beberapa teman merekomendasikan film The Restless. Awalnya saya tidak berminat karena penampilannya mirip Bichunmoo, film jenis costume swordplay. Tapi saya coba juga.
Film dengan efek visual yang canggih. Permainan CGI dan hasil render yang menarik indah di mata. Ceritanya fantasi mistis, tentang alam kematian, setan vs malaikat, perjalanan arwah, dan cinta yang terpisahkan, nilai luhur perjuangan, berbagai aksi pertarungan yang spektakuler dan artistik. Lumayan menarik idenya. Tapi pamaehnya adalah para pemeran yang emosinya terasa hambar. Betapa film ini membuat saya semakin menghargai The Promise karya Chen Kaige dengan segala kedudulan CGI, justru para tokohnya lah yang memiliki kekuatan. Bahkan karakter yg dimainkan musuh bebuyutan saya, Cecilia Cheung (cih..), jadi terasa jauh lebih berkualitas dan berisi dibandingkan karakter utama wanita di film The Restless.

Didukung oleh pemerintah dan pemilik dana, perfilman Korea Selatan memang maju pesat bahkan sudah melibas seniornya, perfilman Hongkong yang mengalami kemunduran drastis di dekade terakhir ini. Sekian banyak alasan untuk mengacungkan jempol, mungkin teman-teman penggemar bisa mendefinisikan berbagai alasan tersebut. Dari hasil membandingkan film-film yang disebut di atas dan beberapa sinetron dan film korea lain yang tertonton sekilas (memang baru dengan referensi terbatas ini), saya menemukan suatu kesimpulan: Mereka telah mampu secara teknis dan dana untuk membuat film dengan sinematografi indah dan CGI canggih. Juga memiliki kemampuan (yang luar biasa) untuk membuat film dan sinetron yang menyentuh emosi dan pikiran kita tanpa perlu high budget. Sayangnya, mereka belum berhasil membuat rumus yang pas untuk mengkombinasikan kedua aspek tersebut dengan baik. Belum ada sutradara sekaliber Chen Kaige dan Zhang Yimou yang berhasil mewujudkan kemegahan sinema dan keindahan gambar, dengan tetap memiliki kedalaman cerita dan kualitas akting.
Belum, mungkin nanti akan ada. Dan mungkin akan ada film yang tanpa sengaja saya tonton dan ternyata jadi favorit.

Wednesday, April 07, 2010

Written By---mempermainkan alam kematian??



Written By, film karya sutradara Wai Ka Fai, bukanlah film sembarangan karena memiliki keunikan sendiri dalam bercerita tentang kematian. Film ini jelas berisi cerita fantasi, seperti film-film lain yang bermain dengan alam kematian, tapi Written By lebih masuk di akal. Masuk akal? ya, karena sebetulnya bukan berisi cerita mengenai kematian dan orang yang sudah mati, apalagi tentang arwah yang masih bisa punya kesempatan extra di kehidupan dunia. Written By bercerita tentang yang hidup. Bagaimana yang tertinggal di dunia bertahan menghadapi kehilangan orang-orang yang dicintainya.

Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawa seorang ayah, meninggalkan isteri, satu anak lelaki dan satu anak perempuan. Bertahun-tahun berlarut dalam kesedihan, keluarga itu menemukan cara mengobatinya. Si anak gadis yang buta akibat kecelakaan itu, Melody, menulis novel tentang kejadian kecelakaan tersebut, tapi keadaannya terbalik. Di alam novelnya, si ayah yang hidup, mereka semua lah yang tewas.

Konsep utama film ini sebenernya adalah quote standard yang sering kita dengar, baca atau tonton: "Yang mati akan tetap hidup di dalam kenangan dan pikiran yang masih hidup". Yang mati tetap hidup di dalam pikiran, di dalam tulisan, di dalam gambar, dan seperti yang tervisualisasikan di sini, yang mati menjadi begitu hidup di dalam film.

Cerita berkembang menjadi novel di dalam novel, seperti mimpi di dalam mimpi, seperti cerita seribu satu malam. Seperti World's End karya Neil Gaiman. Persinggungan antara yang hidup dan yang mati, yang tokoh novel dan yang tokoh "nyata". Ada beberapa poin yang janggal dan tampak konyol. Seperti kemunculan tokoh Meng Phor (??) mungkin semacam dewi kematian, atau pengurus roh yang sudah mati. Dan yang tidak kalah konyol, visualisasi alam kematian membuat film ini jadi sempat terasa selevel dengan Tiramisu dan Fly Me To Polaris. Tapi untungnya, masih banyak komponen filmnya yang begitu elegan dan kembali menaikkan levelnya. Akting Lau Ching Wan sebagai sang ayah adalah jaminan kualitas. Kelly Lin sebagai sang ibu pun tampil cukup menyentuh. Sayangnya Mia Yam sebagai Melody yang merupakan tokoh sentral kurang berhasil menyampaikan emosi karakternya. Selain karena kehambaran Melody, terasa skenarionya pun tidak bertujuan memanipulasi perasaan, maka kita tidak perlu sampai berurai air mata menonton kisah tragis di sini.

Kemungkinan besar selama durasi film, penonton akan semakin merasa kelelahan untuk memahami dan kehilangan kontrol akan plot utama, bingung yang mana yang "kenyataan" yang mana yang novel, mana yang film. Tapi dengan cukup kita ikuti saja, tak perlu dipaksakan untuk dimasukkan ke logika, kita cukup terhibur dan tersentuh dalam kreativitas narasi film ini. Toh ini cuma film.


PS:Kelly Lin cantik banget
Lau Ching Wan aktor yang hebat, walaupun tidak ganteng.


Beberapa tahun yang lalu saya pernah menyimpulkan bahwa film Asia -->Cina --->Hongkong memiliki keberanian ekstra dalam menceritakan tentang kematian dan alam kematian. Selain beberapa jenis jenis film horor, referensi utama saya adalah..umm... dua film yang dibintangi NICHOLAS TSEEEE: Tiramisu dan 2002 dan film yang dibintangi isterinya: Fly Me to Polaris (cih..). Film-film yang terasa sembarangan, seenaknya saja bikin-bikin cerita, namun berhasil dalam kemasan menjadikannya tontonan yang populer karena cukup menghibur.

Thursday, March 18, 2010

Beast Stalker (Ulasan Instan)



Year: 2008
Dir: Dante Lam
Cast: Nicholas Tse, Nick Cheung etc

Belakangan ini jarang berhasil menonton film dengan fungsi yang diharapkan, yaitu menghibur, menyentuh emosi, memberi kesan, lucu, serem ataupun sedih, yang penting tidak bikin bete depresi dan nyesel menonton. Dapat bonus kalau aktor2nya gararanteng.
Beast Stalker ternyata lumayan. Eh bukan lumayan, sangat berhasil kali ini. Bukan film dengan cerita yang sangat istimewa, karakter-karakternya juga cukup familiar, sebagian plot bisa ditebak, sebagian cukup mengejutkan, lumayan memadu walau tidak sememadu Red Cliff. Aktor-aktornya tampil bagus, terutama Nick Cheung dengan karakter antagonis gelap abu-abu dilematisnya..SUPER!!! Ada yang mengulas bahwa Nic Tse overakting di sini. Iya sih, tapi tetap tidak terlalu berlebihan juga, mungkin memang dia dituntut berperan seperti itu? yang pasti masih bisa diterima bahkan tetap memikat.

Ceritanya tentang polisi, kriminal, mafia, penculikan, ibu-anak,suami-isteri, persahabatan, persaudaraan dan takdir.

Menonton film ini serasa versi Hongkong dari Amores Peros. Tapi bukan, ini bukan remake, bukan contekan. Jalan cerita jelas berbeda, sesuai judulnya masing-masing. Tidak bisa menandingi sih, plotnya maupun adegan tabrakannya
Tapi kalau film meksiko satu itu betul-betul mengocok emosi, bikin nyaris jantungan dan stroke, mengubek2 pikiran sampai cukup trauma untuk menonton ulang, sementara Beast Stalker lebih nyaman ditonton, masih berada dalam koridor genrenya yang dengan beberapa hal klise tapi tidak membosankan, cukup bisa membuat kita terlibat dengan emosi karakter-karakternya dan bukan dalam hal memadu mehek-mehek. Adegan-adegan aksinya cukup mendebarkan, permainan gambarnya bagus. Bagus lah pokoknya.

(ps tentang Amores Peros, jangan nonton versi VCD Indonesia, sensor gak pada tempatnya).

Monday, February 15, 2010

Top 50 Hong Kong Movies of the Nineties, a long way of flash back

Another fun voting , easier yet harder than the previous one (Top 50 Hong Kong Movies of the 2000's).
Hmm what do I got...?

I realize I didn't watched enough HK movies of that era. I even watched most of these movies on the year 2000s, through TV or VCD. This list has been updated and submitted.This is not about the greatest movie, but what I like and remember.

  1. Chungking Express (Wong Kar Wai, 1994)-->. The most Lovable of the WongKarWaians =)
  2. The Lovers (Tsui Hark, 1994)--> overwrought romantic drama it is...I fell in love to the beautiful music & art direction, plus some cultural lessons perhaps.
  3. Ashes of Time (Wong Kar Wai, 1994)-->..this is the original, not the Redux, with one of the Best Soundtracks EVER
  4. The Bride with White Hair (Ronny Yu Yan-Tai, 1993).--> looking for tragedy? we have the Legendary beauty Brigitte Lin and the late legendary charismatic Leslie Cheung here.
  5. Comrade. Almost a love Story (Peter Chan, 1996), definitely uniquely romantic
  6. Days of being Wild (1990)---> It's Wong Kar Wai's break through!!!
  7. Happy Together (1997), --> do I really have to vote for all Wong Kar Waians? even the most depressing and stressful one?
  8. Fallen Angels (WKW, 1995)--> Kinda feels like an obligation. With pleasure however..=p
  9. Temptress Moon (1996) --->..the only Chen Kaige's qualified for this poll.
  10. God of Cookery (Stephen Chow, Lee Lik-Chi, 1996)--> was my preparation before Shaolin Soccer
  11. Green Snake (1993, Tsui Hark)--> again, beautiful music & art direction & beautiful Maggie
  12. What Price Survival.(Daniel Lee Yan-Kong, 1994) -->for the dilematic and unforgettable twist ending Hollywood must learn.
  13. Once Upon a Time in China (Tsui Hark, 1991)--> Humm It's Jet Li, artistic, historical, fun. Unfortunately, dont remember the sequels.
  14. Shanghai Grand (Poon Man-Kit, 1996)-->Ugh it's political, it's brutal, about revenge, brotherhood, love complication, familiar frustrating plot and that's why I put it on this list.
  15. Fong Sai Yuk (Tsui Hark, 1993)--> Fun to watch, interesting action
  16. The Adventurers (Ringo Lam, 1995) another political brutal revenge love gunshot actions. I avoid this movie while running on TV first time I saw it. But the next time I learn to watch it and somehow I like it enough to make it memorable.
  17. Flirting Scholar (Lee Lik-Chee, 1993)--> Stephen Chow, nonsense comedy it is....
  18. A Moment of Romance II (Benny Chan, 1993)
  19. I didn't really manipulated by the tear-jerker plot, but this second of the series is the one still planted on my memory, and I have to complete this list.
  20. Dragon Inn (Raymond Lee, 1992)
  21. I like the Taiwanese serial much much better. but...at least we have Maggie, Brigitte & Big Tony here
  22. A Man Called Hero (Andrew lau, 1999) well some points for the appearance of young Nicholas Tse and that make it the 20th.


phewww...at last I can make it to twenty title,
I missed many HongKong good movies of that decade. That's all I can get for my list, maybe not the very good ones. but somehow quite memorable for me. And this is what the voting is for.

actor by stat:
Leslie Cheung: 6
Tony leung Chiu Wei: 3
Andy Lau: 3
Jacky Cheung: 1
Leon Lai: 2
Stephen chow: 2
Jet Li: 2
Tony Leung Ka Fai: 1
Aaron Kwok 1
Ekin Cheng 1 (ohh really..)
what? No Chow Yun Fat? hmm there must be some reasons...

Updated 20 march 2010
Result so far:
Shanghai Grand #73
Flirting Scholar #67
The Lovers #50
Green Snake # 36
Dragon Inn #33
The Bride with White hair # 24

Hmm I couldn't expect much about my number 16, 18 and 20 but the others, I hope they can make it to TOP 20

Updated 21 march 2010
Ashes of Time #17
Fallen Angels #15
Happy Together#13
Fong Sai Yuk #12
Comrades, Almost a Love Story #11

Hmm now for the top 10, I can only hope for my #1 & #10, on TOP 3 I bet! #13 will be in too, but the sequel, OUATC II will rank higher. I hope many people voted for my # 9, for our love to Leslie Cheung. I Think #12 won't make it.

Updated 24 march 2010

Yeah the top ten!!!
God of Cookery #10
Days of Being Wild #9
Once Upon a Time in China #7
and.......CHUNGKING EXPRESS IS NUMBER ONEEEE!!!!!!!!!!


Thursday, February 04, 2010

CatatanSingkat Film 1 &2

UP (2009): sangat menyentuh, film untuk semua umur, tapi beberapa menit awal saya menganggap ini film bukan buat anak-anak, sama sekali tidak bikin ketawa, tapi justru bikin sedih, terharu. Lihat kiri-kanan, anak2 kecil yang menonton diam semua. Mungkin 3/4 bagiannya baru banyak aksi lucu yang bikin mereka ketawa. Pesan moralnya sangat menyentuh dan mendalam.

Avatar (2009): ah lebih baik gw nonton Sen to Chihiro lagi lagi lagi, atau The Lion King
Avatar (2009 film) is a mix of Miyazaki Hayao's Nausica, Laputa, Mononoke Hime; Earthsea; Lord of The Ring; Hollywood war movies; Pat Labor; Disney's Pocahontas and...ummm The Emperor's New Groove....with the touch of Hollywood values about heroism, leadership, love. Nothing really new with the story, others than (maybe) the "avatar" thing. Well, not only the main story, but also some details and visualization. Just check on those movies I mentioned above.

Mary & Max (2009): ough..edan hebat banget ni film. Tapi rasanya saya ga sanggup nonton ulang

New Moon (2009): sengaja nonton untuk mencari objek cacian. hmm nonton Dracula / Lestat lagi ah

Ninja Assassin (2009): kalau bikin film cuma buat media si Rain pamer body, ya silakann....

Juno (2007): Unik menarik, lucu....anak SMA, belum saatnya bisa paham permasalahannya orang dewasa. Juno menyadarinya, tau posisi. --> "...dealing with things way beyond my maturity level"

Little Miss Sunshine (2006) Dari awal sampai akhir memikat. Sekeluarga konyol dan kacau dengan karakter yang menarik, unik tapi juga wajar. Semoga jadi pelajaran buat yang seneng anaknya ikut kontes-kontesan kecantikan ^^ . Quote: "Life is one beauty contest after another"

2012 (2009): Hollywood makin ga pentingg

Warlords (2007) Film kolosal perang, memadu bromance. Performa bagus dari pemeran2nya, tapi sayang film ini seperti juga Mulan, kurang berhasil mengocok emosi secara mendalam. Andy Lau beradu akting vs Jet Li, dan Kaneshiro Takeshi sebagai anak bawang.

Red Cliff I & II: (2008-2009) akh seharusnya ditonton di bioskop, film ini kolosal, heboh aksi perang. Vicky Zhao berkostum perang a la cowo. Terlalu banyak memadunya tapi, memadu bromance, memadu heroisme, memadu makna perang capedeee....Hal terpenting dari Red Cliff adalah (seperti yang sudah saya ungkapkan di status2 fb terdahulu & salah satu foto) TAKESHI KANESHIRO PITABOOKKEEEEUNNN. Sementara Tony leung cambangnya aneh. Yang paling tampak kasep di sini tuh Chang Chen.

Mulan (2009): Filmnya menghibur, Vicky Zhao berkostum a la cowo lagi, khas banget. Walau rada rancu. Memang dia tomboy, tapi dia terlalu imut dan halus, bertahun2 masa tidak ketahuan dia cw? ....Dua pemeran prianya menarik, anaknya Jackie Chan nggemesin deh. Entah bobot ceritanya atau penyutradaraannya kurang berhasil, membuat film ini terasa ringan, tidak melibatkan emosi yang mendalam atau membuat berpikir jauh. . Tapi bagaimanapun ada satu adegan yang membuat saya hampir menangis. Sepertinya itulah saat Vicky Zhao menunjukkan kekuatan aktingnya, hanya dengan satu kalimat. Bagian mana? hmm spoiler alert!!! dan....jangan berharap ada ending a la Disney yah -- (mudah2an bisa buat review kumplitnya)

Public Enemies (2009) akh apakah imbas abis nonton Moon Child , apa emang filmnya juga kurang sesuatu, saya tidak terlalu enjoy liat Johnny Depp di sini. Maafkan akyu....

Departures (Okuribito) (2008) orang Jepang mungkin memang gila. Salah satu kegilaannya adalah film ini. Membuka wawasan, pengetahuan baru. Begitu indah dan mengharukan. . Film Jepang seringkali memfokuskan cerita pada suatu profesi. Apakah itu profesi tukang angkut pindahan, pemusik, guru, atlit....dan kali ini Okuribito menampilkan yang paling ekstrim yang konon di Jepang pun film ini mengejutkan, karena mengangkat topik yang tidak biasa dan dianggap tabu yaitu tentang pengurus jenazah.
quote: "The living eats the dead. Unless you are plants". (rencana buat review panjangnya, mungkin.) *Ryoko Hirosue cantikk bangett

Alvin & the Chipmunks, + Squeakquelnya (2007&2009) yaah lumayan lucuu menghibur. Lebih lucu yang pertamanya sih.


My Blueberry Night (2007) Norah Jones manis di sini. Rachel Weisz luar biasa cantik. Natalie Portman sexy. Jude Law is...yah Jude Law. Film Wong Kar Wai kombinasi telenovelatina. Terlalu banyak yang curhat di sini. Salah satu keistimewaan film-film WKW yang sebelum ini adalah explorasi emosi tanpa banyak berkata-kata. Di situlah tampak kemampuan akting para aktor, terutama Tony Leung yg banyak mendapat penghargaan melalui film2 WKW. Di situlah diuji keberhasilan sinematografi dalam memberikan warna pada tiap adegan, dan bagaimana pilihan musik yang tepat untuk mood yang diekspresikan. My Blueberry night sangat bernuansa WKW. Tapi saya menontonnya dengan kelelahan mendengarkan para pemerannya yang curhat, walau mereka karakter2 yang menarik. Mungkin ini menyesuaikan dengan target penonton hollywood?

All About Steve (2009)
Lucu menghibur, konyol. Sebetulnya mendekati over norak juga, tetapi norak yang menyenangkan. Sandra Bullock cocok untuk perannya di sini, daripada di The Proposal. Bullock sebagai Mary Horowitz, wanita aneh pembuat teka-teki silang. Tapi yang paling memikat di layar justru Thomas Haden Church sebagai Hartman Hughes. Saya ketawa-ketawa nonton film ini dua kali. Masih akan saya tonton lagi kapan-kapan, mudah2an masih bisa ketawa.
NB: Film Sandra Bullock yang ga bosen-bosen kutonton: While You were Sleeping

Bodyguards and Assassins(2009)

Hadouh memadu banget. Melihat covernya (entah versi bajakan mana) seperti film konyol, kurang keren. ternyata filmnya serius, berlatar belakang sejarah. Tragisnya keterlaluan. Tapi dari awal memang sudah terlihat bakat film tragis. Lumayan karena pemeran2nya banyak yang keren, Tony Leung Ka Fai (gak kalah hebat dgn Tony leung yg satu lagi) dan Nicholas Tseeeeeeee!!!!!! Donnie Yen sayangnya kurang beraksi, ada Leon Lai pula berpenampilan gak seperti biasanya.

3 idiots (2009)
Habis nonton ini, mood jadi bagus. Cerita a la Dead Poet Society plus Scent of a Woman, tapi versi Bollywooood!! Sangat kreatif, banyak dialog cerdas dan pola pikir out of the box, dan membawa kita ke utopia pendidikan..?? Emosi lumayan dibawa naik-turun. Di antara banyak bagian yang membuat saya tertawa, sebagiannya adalah ketawa sambil berucap: :"OMG india bangeeetttt!!!"
Yah kalau dikurangi sedikit kebollywoodannya, film ini bisa lebih mendekati sempurna. tapi mungkin itu juga yang justru membuat film ini jadi asyik.


Sunday, January 31, 2010

habis, gimana yaa....

Karena saya betul-betul kurang kerjaan atau tepatnya lagi malas kerja, maka acara "Take Me Out" atawa "Take Him Out" bisa tertonton. Saya percaya selain saya, banyak wanita (mungkin pria juga...?) yang sebenarnya menonton acara ini bukan menikmati programnya, tapi si pembawa acaranya yg ganteng itu. Hemm.

Di suatu bagian yang pernah saya lihat, ada hal yang cukup menarik.

Seorang "Pria Single" datang menawarkan diri. Ceritanya, sudah cukup lama dia meniti karir di bidang advertising, dan sudah memiliki posisi dan job-desk yang cukup penting. Rekomendasi dari teman-temannya pun positif bahwa dia pekerja keras, berdedikasi, tanggungjawab, bla bla. Umurnya saya lupa tapi seingat saya masih di bawah 30 tahun.

Kira-kira sesuai ingatan saya, yang selanjutnya terjadi begini:
Seorang cw bertanya tentang kemapanannya. Si Pembawa acara mempromosikan pria itu berkaitan dengan pekerjaannya yang sudah mapan tersebut.

Cewe: "Maksudnya mapan dalam artian, apa sudah ada rumah dan mobil?"
Pria Single: "Hmmm kalau rumah dan mobil, mungkin dua tahun lagi" katanya dengan nada mantap meyakinkan.

Setelah itu, beberapa orang termasuk si cw yang tadi bertanya, mematikan lampunya. Waktu ditanya, kira2 jawabannya:

"..habis gimana ya, belum mapan siy..."

"Pria Single" selanjutnya, atau setelah beberapa "Pria Single" selanjutnya (saya mulai geleuh sama istilah ini) yang muncul adalah seorang arsitek, sudah beberapa tahun berkarir, di sebuah konsultan yang cukup ternama (katanya). Kalau tidak salah umurnya juga masih di bawah 30 tahun.
Dia mendemokan keahliannya, menggambar dengan program Sketchup, lalu setelah terbangun beberapa objek dan menerangkan konsepnya, dia langsung memeperlihatkan hasil render yang sudah jadi. Katanya kira-kira begini:

"Ini rancangan rumah yang akan saya bangun untuk ditinggali bersama istri saya dan keluarga saya nanti"

Wow si pembawa acara pun memberi komentar positif.

Beberapa orang mematikan lampu. Cewe yang ditanya kenapa, jawabannya (entah cw yang sama dengan yang di atas atau yang lain lagi):

"...itu kan baru rancangan ya, belum ada realisasinya.."

GUBRAXXX!!!

kesian deh lu

Arsitek...

Sunday, January 10, 2010

Moon Child Syndrom II

My future child will look like this:

"grinnnnn"

Hopefully, he won't grow up to be like this:

"shoot me, yeah!"


The father will be this gorgeous gentleman:

"oh you make me blush"

No, not just someone who LOOK LIKE THIS....but THIS PERSON HIMSELF! haha...

"don't worry, you are all invited for the big day!"



The friendly gay uncle:


"Hi"


Actually, he is the one I love, but since he... well....


"You know I love you Girl, only not in the way you want it"