Sunday, September 27, 2015

Perbedaan-perbedaan

SPOILER ALERT!!!
:
Film yg dibahas: The Count of Monte Cristo (2002) & What Price Survival (1994)



Saya terinspirasi mengenai perbedaan karakter film berdasarkan suku bangsa sineasnya, dalam hal ini mungkin faktor yang paling kuat adalah sutradara, dan tentunya perlu pendefinisian lebih jauh untuk dibahas lain kali.

Salah satu yang mentrigger adalah ketika bertahun-tahun lalu menonton film The Count of Monte Cristo versi 2002. Saya tidak ingat apa saya menontonnya setelah membaca bukunya. Dan kalau setelah membaca, saya tidak ingat versi seperti apa, apakah terjemahan yang dipersingkat untuk anak-anak dari salah satu koleksi buku di rumah saya.
Yang teringat, adegan akhir film tersebut membuat saya kurang enak hati.

Kira-kira seperti berikut:

Di akhir film, tokoh utamanya, Dantes berduel dengan teman lama yang telah menjelma menjadi musuhnya, Mondego, yang menjebloskan dia dipenjara belasan tahun dan merebut tunangannya.
Belakangan pun diketahui bahwa tunangan Dantes dulu mau menikahi Mondego karena saat itu dia menyangka Dantes telah meninggal dan dia sedang hamil. Anak mereka yg telah remaja itu pun mengetahui siapa ayah aslinya di adegan klimaks di akhir film dan mengetahui kejahatan ayah angkatnya.

Singkat cerita dalam duel tsb Mondego pun kalah dan terbunuh, Dantes berhasil membalaskan dendamnya, sebgaaimana boga lakon pada umumnya. Yang membuat saya sedikit berkerut, pada saat adegan akhir, kematian Mondego, si anak sempat terlihat bersedih sebentar tapi setelah itu akhir fimm sudah berfokus pada kembalinya kebersamaan mereka.

Hey... bagaimanapun, dia telah membesarkan anak angkatnya yang walaupun dia dapat dengan cara curang, tapi dengan baik sehat dan sejahtera? Dan setidaknya, walaupun didasari ketidak-tahuan, ibunya sendiri yang dengan sukarela menerima lamaran dan mengambil manfaat juga dari si Mondego? Tidakkah ada sedikit keperdulian dari si anak?

Pemikiran tersebut muncul karena beberapa waktu sebelumnya menonton What Price Survival yang meninggalkan kesna tajam dan mendalam. Film produksi HK dengan cerita utama tipikal persaingan antar perguruan, intrik-intrik, balas dendam. Tokoh Utama film itu waktu bayi diambil oleh musuh ayah kandungnya akibat taruhan persaingan antar perguruan. Setelah dewasa, dalam ketidaktahuan, dia membunuh ayah kandungnya atas suruhan ayah angkatnya. Belakangan setelah dia mengetahui sejarah masa lalunya, terjadi pertarungan dengan sang ayah angkat. Inilah saatnya membalaskan dendam penderitaan orang tua kandungnya.

Tapi, apa yg terjadi? si tokoh utama tidak bisa membunuh ayah angkatnya, Dia hanya membutakan matanya. Dan adegan menyayat hati pada klimaks tersbeut, adalah cipratan darah di atas foto yg tersimpan di dompet di ayah angkat, yaitu foto mereka berdua, foto hitam putih, si tokoh utama  saat masih kecil, dengan baju rapih, duduk manis berdampingan dengan ayah angkatnya.

Setelah itu, si tokoh utama  menghukum dirinya sendiri dengan karma potong tangan.

Mungkin hanya satu-dua detik adegan yg memperlihatkan foto tsb, tapi kita jadi tahu, bagaimanapun latar belakangnya, si ayah angkat telah membesarkan si tokoh utama dengan baik dan banyak kenangan masa kecilnya yg berharga. Tidak semudah itu membalas dendam, perasaan itu tidak bisa tedefinisi dalam hitam-putih,
Saat itulah saya menyimpulkan, bahwa ada treatment yang berbeda dengan kasus yg mirip? malah tidakkah lebih baik di kasus Monte Cristo, si anaknya tidak dibuat harus membunuh ayah kandungnya, tap iia menyaksikan ayah kandungnya membunuh ayah angkatnya.

Hanya dengan satu adegan saja bisa memberikan perbedaan pemaknaan dan mungkin pengembangan cerita di kepala masing-masing penonton. Sejak itu saya semakin memperhatikan pola semacam ini,  dalam kasus cerita hubungan ayah-anak laki-laikinya dan beberapa topik lain.

Dalam beberapa bahasan dan ulasan film versi saya di tulisan-tulisan sebelumnya, kadang sudah saya bahas, seperti ketika saat memngkhayalkan perbedaan versi untuk  ending suatu film, kalau dibuat oleh produksi hollywood, bollywood, korea dll.
Rasanya perlu juga merangkumnya karena selentingan pikiran-pikiran ini sudah lama berseliweran di kepala saya. Mungkin bentuknya semacam membuat perbandingan secara umum, walaupun katakanlah data yang didapat belum cukup relevan dan masih dalam proses penambahan, karena hunting dan  pendonlodan film masih akan jalan teruss!!!!




Bersambung kapan-kapan .