Thursday, October 10, 2013

GF*BF yang Blue Gate Crossing

Blue Gate Crossing adalah salah satu film "Ruang Santai" yang sekitar satu  dekade lalu pernah dipertontonkan Neng Sally pada khalayak LFM dan saya berkesempatan ikut menontonnya. Tidak seperti beberapa film pilihan Sally yang lain yang rada bikin trauma (hehe..), film satu ini menyisakan kesan positif. Sekian tahun berlalu, secara detail saya sudah lupa isi ceritanya, tapi ketika menemukan keberadaan film Girlfriend * Boyfriend, alias GF*BF yang dirilis tahun 2012, beberapa hal mengingatkan lagi akan film BGC, dan beberapa waktu setelah itu berhasil mengcopy bajakannya dari Neng Sally untuk menyegarkan ingatan.

Di antara BGC dan GF*BF, ada kesamaan yang paling jelas, yaitu dua-duanya produksi Taiwan dan pemeran utama wanitanya Guey Lun Mei, menampilkan  kehidupan anak SMA,  kisah cinta segitiga dan dilema persahabatan. Okey, satu lagi yang membuatnya semakin mirip walau berbeda, mungkin satu hal yang seharusnya SPOILER ALERT!!! Atau mungkin tidak apa-apa juga buat yang mungkin akan nonton tapi sudah mengetahui sebelumnya hal tersebut, karena menikmati kedua film ini adalah dengan mengikuti dan terbawa suasana-suasan yang terbangun sepanjang film, bukan mengenai "kejutan" atau jawaban akan sesuatu hal yang muncul di akhir cerita.

BGC dan GF*BF sama-sama bercerita tentang kisah cinta segitiga, dan di antara tiga tokoh utama yang terlibat ....mmmm.. ada yang suka pada sesama jenis (Ya, geleuh sih..). Jadi, masalah yang diangkat bisa dibilang sedikit kompleks dibandingkan permasalahan di film-film drama romantis kebanyakan. Kondisi persahabatan di antara mereka pun menjadi lebih dilematis. Beberapa hal pendukung dalam cerita kedua film ini juga memiliki kemiripan, seperti hobi berenang tokoh-tokohnya, kenorakan lucu-lucuan anak SMA yang kadang tampak agak berlebihan sebetulnya.

Kedua film ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi dua-duanya merupakan film favorit saya. Latar belakang BGC yang hanya berkisar dalam durasi singkat di masa SMA, membuatnya lebih ringan dan bisa untuk penonton kalangan remaja sedangkan GF*BF untuk penonton dewasa, mengikuti perkembangan para tokohnya sampai hampir tiga dekade dalam berbagai perubahan kondisi sosial politik di Taiwan sehingga jalan ceritnya pun jadi lebih "berat" karena mengandung muatan-muatan lain dalam latar belakangnya.

Yang paling menarik bagi saya adalah bahwa saya merasa film GF*BF  bisa saja dianggap sebagai semacam "jawaban" dari film BGC. Di akhir film BGC, ada harapan dan pertanyaan yang muncul dari diri kita penonton, dan pertanyaan-pertanyaan dari tokohnya. Yang terjadi di film GF*BF menampilkan salah satu kondisi yang mungkin terjadi juga pada tokoh2 BGC bila kisah mereka berlanjut. Memang tanpa menganggap keduanya terkoneksi pun sebagai satu film sendiri, BGC adalah film yang tuntas. GF*BF lah yang justru memiliki beberapa "plot holes".
Walaupun demikian, GF*BF cukup berhasil membuat penonton mengabaikan beberapa ketidakjelasannya tersebut ketika film ini menampilkan penyelesaian dalam beberapa adegan yang bisa cukup menentramkan semua kegalauan sepanjang film.

Keistimewaan  yang membuat kedua film ini tidak cepat membosankan dan tidak mudah terlupakan, adalah bagaimana olahan emosi ditampilkan dalam detail2 akting yang tampak begitu natural dari bahasa tubuh dan ekspresi tokoh-tokohnya dan terbangunnya suasana dengan permainan gambar & latar musiknya untuk membawa kita pada nostalgia setiap menonton ulangnya.





GF*BF A.K.A. : Girlfriend*Boyfriend  
Director: Yang Ya-Che

Writer: Yang Ya-Che

Stars: Joseph  Chang , Gwei Lun-Mei, Rhydian Vaughan, Bryan Shu-Hao Chang


Blue Gate Crossing  
Director:Chih-yen Yee


Writer: Chih-yen Yee

Stars: Gwei Lun-Mei, Bo-lin Chen, Shu-hui Liang