Tuesday, July 01, 2008

Mimpi yang Datang Kembali


Bukan hanya
komik Vertigo serial Sandman karya Neil Gaiman yang menjadi menarik karena temanya tentang mimpi. Akupun sering merasa bahwa mimpi-mimpi dalam tidurku sangat menarik.

Sebagaimanapun serunya petualangan di alam mimpi, biasanya saat bangun kita lupa apa yang baru kita “alami” dalam tidur. Tapi, ada mimpi-mimpi tertentu yang teringat, walaupun tak mendetail. Kadang dalam mimpi pun aku merasa deja vu meskipun tak jelas apa bagaimananya.

Diantara berbagai macam mimpi yang pernah kualami dalam tidur, ada beberapa yang cukup melekat di pikiran, terutama karena berulang . Nah, inilah dia topik favorit dalam mimpi-mimpiku:


I. Kembali ke sekolah

Dalam mimpi dengan topik ini, aku bisa menjadi siswa SMA, SMP, bahkan SD. Dan jalan cerita selanjutnya selalu sama: yaitu aku sudah lama tidak masuk, mungkin mabal karena malas, dan aku kembali menjelang ujian atau terima raport. Kadang yang akan dihadapi adalah ujian semesteran, sekedar ulangan, atau bahkan Ujian Akhir Nasional. Yang kurasakan dan kupikirkan biasanya adalah: “Waduh, udah lama gak masuk ni bisa gak ya ujiannya” atau lebih kepada kekhawatiran akan pengurangan nilai karena status absensi. Bangunan sekolahnya bermacam-macam di dalam mimpi. Tidak pernah sama dengan sekolah-sekolahku di alam nyata. Tapi aku bisa melihat beberapa teman sekelas, bahkan guru-guru lama.

Setelah aku menyadari bahwa aku sering mengalami mimpi macam begini pun, aku masih mengalaminya. Entah apa maknanya, mungkin akau harus melanjutkan sekolah lagi? Atau karena aku begitu traumanya dengan masa sekolah yang sampai sekarang sudah berlalu 10 tahun?

Anehnya, mimpi topik sekolahan ini baru muncul beberapa tahun setelah lulus kuliah. Sedangkan beberapa waktu setelah lulus kuliah, aku masih sering mimpi sidang dan asistensi TA. Wajar lah karena masa-masa Tugas Akhir itu memang beban dan tekanan mentalnya sangat berat. Tapi mimpi buruk itu berlalu sendiri tak terlalu lama. Baru belakangan ini aku sekali mimpi masa kuliah, tapi bukan masa TA. Seolah kembali ke Studio Jurusan Arsitektur (yang pasti bangunannya aneh), ada kelompok Kalkun, dan seperti biasa aku seolah habis mabal lama dan menghadapi pengumpulan tugas.


II. Kereta Api

Topik ini pun cukup sering muncul dan lumayan membuat agak stress. Biasanya dalam mimpi ini aku mengejar jadwal kereta api, dan karena dalam mimpi susah sekali berlari, aku rasanya panik sekali. Bahkan pernah aku mesti mengejar gerbong yang sudah berjalan. Kadang mimpi salah turun stasiun atau terjebak macet dalam perjalanan ke stasiun di kota antah berantah yang dalam mimpi itu disebut sebagai kota Jakarta. Terakhir aku mimpi ketinggalan barang di kereta dan setelah lewat beberapa hari baru sempat menanyakannya ke petugas. Pernah juga aku mimpi berada di kereta yang mogok. Dalam mimpi perjalanan KA, ataupun di mimpi mengejar gerbong yang meninggalkanku, pemandangan sekitar jalur kereta api sangat menarik dan indah. Memang aku sampai sekarang lebih suka naik kereta api ke Jakarta daripada via tol Cipularang, karena pemandangannya lebih menarik. Mulai dari pemandangan bukit, lembah, sawah, sampai pemukiman kumuh dan tumpukan sampah.


III. Naik gunung

Dalam mimpi naik gunung, biasanya di saat hendak berangkat aku belum menyiapkan barang-barang dan perbekalan yang semestinya., padahal gunungnya sudah di depan mata, tapi isi ransel aku masih belum memenuhi syarat seperti yang ada dalam kuliah “Persiapan Perjalanan” bagi AM Jamadagni. Lebih dari satu kali aku bermimpi akan mendaki Gunung Gede, tapi gunungnya dan lokasi sekitarnya, seperti biasa, aneh dan asing. Seingatku, mimpi begini biasanya tidak berlanjut sampai ke puncak gunung, atau hanya setengah perjalanan, dengan nekad berangkat membawa barang seadanya setelah meyakinkan diri bahwa gunung tersebut tidak berbahaya dan merupakan tempat wisata umum, jadi tidak apa-apa walau tak terlalu lengkap bawa peralatan.

Dalam mimpi lain aku berhasil sampai ke puncak “Gunung Semeru” yang sama sekali tidak mirip Semeru yang sebetulnya. Pernah juga aku keliling gunung-gunung kompleks ciwidey yang kesannya berbahaya sekali karena bukitnya sedang naik-turun entah bagaimana (ceritanya sedang ada fenomena tektonis kali...).

Mimpi naik gunung tidak sesering yang dua di atas. Tapi lumayan berkesan dan teringat, karena memang suatu kekhawatiran bila kita sampai berangkat tanpa peralatan yang komplit, dan yang paling kukhawatirkan dalam mimpi itu sebetulnya adalah lampu senter. Dalam kenyataan, senter adalah benda yang sangat penting untuk pendakian yang melewati malam hari, ataupun sekedar kemping senang-senang Ironisnya, senter juga adalah barang yang paling sering hilang karena berpindah-pindah tangan dipinjam orang-orang yang tidak membawanya selain kemungkinan hilang olehku sendiri, mungkin tercecer atau nyelip tertumpuk barang lain di rumah.


Mimpi dengan tiga topik di atas adalah contoh dari mimpi-mimpi yang paling aku ingat sering berulang. Dalam tiga macam mimpi ini, aku biasanya berada dalam kondisi panik, kuatir dan nyaris setress.

Kenapa ya?

Apa hidupku memang dipenuhi kekhawatiran kaliiiii

Saking besarnya pengaruh mimpi, kadang perasaan dalam mimpi begitu kuat bahkan mempengaruhi kehidupanku di kenyataan. Pada suatu masa dulu, mungkin waktu aku masih SMA atau awal-awal kuliah. Aku pernah kembali "ngecengin" seseorang gara-gara mimpi. Sebelumnya, ceritanya aku udah menyerah alias “give up” cieh hehe.... sudah ngeceng yang lain dong, dan gak perduli lagi pada orang itu.

Tapi suatu malam aku bermimpi ada dia. Dalam mimpi itu, seolah dia baik sekali padaku dan sepertinya sih suka padaku (dalam mimpi pun orang bisa merasa ge er ternyata). Hmm rinciannya sudah kabur, aku hanya ingat beberapa frame hasil capturenya yang masih tersimpan di kepalaku. Lalu aku terbangun, perasaan dalam mimpi masih terbawa. Akibatnya aku ngecengin orang itu lagi deh.. dan tetep aja cume ngeceng terus... hueheheeee.


I love you in my dreams

I love you in reality