Thursday, May 13, 2010

Aku memang telah banyak berbohong padamu, tapi satu yang aku tidak bohong...perasaanku padamu

Pura-pura pendekatan dan pura-pura jatuh cinta kepada seseorang. Latar belakang dan tujuannya bisa beberapa macam, misalnya sekedar taruhan iseng dengan teman, atau dalam kasus yang lebih serius: untuk mengorek informasi, mengambil harta simpanan yang disembunyikan, memanfaatkan untuk misi yang menguntungkan si pihak penipu, melemahkan seorang jagoan, dan yang paling parah adalah dalam rangka misi membunuh. Duh kasihan sekali ya, digombali lalu dibunuh pula.

Familiar ? Mungkin karena sudah cukup sering kita lihat di film-film. Si pihak yang berpura-pura ini bisa merupakan boga lakon dalam misi yang (menurut film itu) mulia, atau dia adalah penjahat ganteng atau cantik yang mendekati boga lakon kita dengan begitu memikat sampai kita pun simpati dan berharap dia benar-benar tulus dan berubah jadi “baik”.
Umumnya, kisah seperti ini berlanjut (sesuai harapan penonton yang “diarahkan” pembuat filmnya) pada tumbuhnya “perasaan yang sebenarnya” dari si pihak yang berpura-pura. Semakin lama, dia semakin merasa berat untuk berbohong, apalagi setelah mengetahui bahwa si korban benar-benar jatuh hati padanya. Lalu, biasanya di saat-saat dia hendak berniat jujur, terungkaplah penyamarannya, dengan tidak sengaja atau karena dibongkar si penjahat sebenarnya yang merasa terancam/ terkhianati. Si pihak yang tertipu akan mengungkapkan kekecewaan, menyadari nyawanya terancam atau jadi sepah habis manis, dan yang paling penting sakit hati karena perasaannya dipermainkan. Si penipu, berusaha menjelaskan.....dan yang paling sering terdengar adalah model kalimat yang saya pakai sebagai judul di atas.

Selain tipe cewe macam Bella Swan, tak semudah itu juga si korban menerima. Biasanya, setelah gombal gombal blah blah, tetap butuh bukti nyata seperti ketika si penipu menyelamatkan si korban dari penjahat yang sebenarnya, atau dari suatu kecelakaan yang mengancam nyawa. Akhirnya si korban pun memaafkannya dan mereka menjadi pasangan berbahagia. Itu kalau film Hollywood.

Kalau di film Hongkong, kasus yang terjadi lebih kompleks dan tragis. Biasanya bagaimanapun si pelaku penyamaran tetap harus menyelesaikan misinya. Sehingga, walaupun di satu sisi terbukti juga kalau cintanya memang tulus, tetapi begitu sulit untuk memaafkannya. Contoh kasus adalah ketika seseorang mendekati anak perempuan dari orang yang harus di bunuhnya. Cerita macam ini di film hongkong tidak bakal berakhir bahagia, karena bahkan para penonton pun sulit untuk menemukan titik temu untuk merelakan mereka sampai bisa bersama. Bahkan, tak ada kesempatan gombal menggombal atau pidato klarifikasi ala hollywood.

Film India, tentu punya model lain lagi. Tapi saya kurang banyak referensinya,. Mungkin berusaha meminta maaf dan meyakinkan ketulusan cintanya dengan bernyanyi-nyanyi sendu atau berjoget2 di bawah curahan hujan.. .??? Atau, versi tragisnya, ada yang bunuh diri atau mati terlindas kereta api.

Kalau di film Korea kasus macam begini bakal disertai kisah cinta segi-segi super membingungkan. Walaupun penonton berpihak ke si pasangan (yang salah satunya pasti tokoh antagonis alias penipu) tetap sulit untuk memaklumi karena keberadaan mereka mengorbankan perasaan beberapa pihak lain yang juga mendapat simpati penonton. Solusi umumnya ada pihak yang mati atau mati bersama, atau bunuh diri bersama dengan romantis, atau mati susul-menyusul.

Karena itulah berdasarkan analisa kurang kerjaan di atas, saya membayangkan seandainya saja film Lust, Caution bukanlah buah karya Ang Lee, tentunya akan memiliki beberapa alternatif penyelesaian:
!!* SPOILER ALERT*!!

Versi Hollywood 1: Mr. Yee ternyata tidak sejahat yang disangka. Dia sebenarnya double agent. Atau di saat2 terakhir itu dia melepaskan diri dari keterikatannya dengan pihak pemerintah kolaborasi, menyelamatkan nyawa WCC dan setelah beberapa menit berbagai gombal dan pidato klarifikasi, damailah mereka.
Hollywood 2: Mr. Yee tetap sebagai penjahat, dan melalui permainan double agent yang cukup seru, KYM lah yang muncul sebagai pahlawan pelindung WCC, happy ending untuk WCC dan KYM.


Versi film korea: karakter istri Mr. Yee dan KYM akan lebih banyak bagian, cinta segi-segi di antara para tokoh akan lebih diekspos. Masalah politiknya takkan bertemu solusi , dan kemungkinan besar akhirnya WCC dan Mr. Yee akan mati bunuh diri. Bersama, susul menyusul, atau salah satu menyusul yang lain setelah hidup memadu depresi beberapa tahun.


Versi Bollywood: WCC bunuh diri atau jatuh di lintasan kereta api. Mr. Yee dan KYM berkelahi dan salah satu juga jatuh, kemungkinan besar KYM. WCC dan KYM kemudian terlindas kereta bersama. Mr. Yee ditangkap pihak pemerintahan baru non-Jepang.

Versi Hongkong 1: Mr. Yee mengetahui rencana terhadap dirinya, balik menjebak WCC. Walaupun memang ada perasaan yang yang sesungguhnnya di antara mereka, politik tetap menang. Namun KYM berhasil membunuh Mr. Yee, dunia damai tapi WCC dan KYM kepalang takkan bisa bersama.
Hongkong 2: WCC sendiri yang membunuh Mr. Yee, yang sebenarnya sudah mengetahui rencana WCC, tapi sengaja memberi kesempatan bagi WCC demi "menebus" dosa-dosanya di dunia. Setelah itu WCC "menghukum " dirinya sendiri, ex: memotong tangannya atau membutakan matanya sendiri (aouch..), atau loncat dari tebing tinggi, entah selanjutnya hidup atau mati. WCC dan KYM tetap tak bisa bersama.



No comments: