"Dengan begini gw tau Mal, gw ga akan naik gunung yang sama dua kali"
Tentu maksudnya adalah gunung-gunung yang besar/ tinggi/ populer, sementara gunung-gunung kecil sekitar bandung sudah puluhan kali dia naik-turun, dan gunung-gunung besar sudah ada belasan mungkin yang dia daki..
Logikanya buat saya, untuk suatu usaha mengeluarkan tenaga, waktu dan uang yang begitu besar, mending kita mendatangi tempat-tempat baru daripada ke tempat yang sama..
'Emang kenapa Jo?"
"Pas nyampe di puncak gini, udah nggak WOW lagi"
Tapi bagi saya sih suatu perjalanan itu "jodoh2an" juga, kalau jalan nasib mengarahkan ke situ-situ lagi, ya ikuti saja. Kesempatan ke Semeru lagi setelah 11 tahun ini datang lagi karena ada si Dwi yang lagi niat banget ke sana dan saya yang lagi pengen banget liburan ke manapun. Jadilah kami memaksa tiga orang lagi buat jadi peserta, yaitu si Ojo, Mahfud dan Gilang. Di antara kami berlima, cuma Dwi dan Gilang yang belum pernah ke Semeru.
Inti dari perjalanan ini buat saya adalah:
Ngapdet poto dan ngetes pisik.
Di setasion Bandung.
Ini pertama kali saya membuat cerita perjalanan di blog sambalado, yang biasanya diisi sekitaran tulisan omel2an , madu2, resep pencok leunca, dan review film. Bagus juga ya karena acara jalan-jalan ini jadi terdokumentasikan dengan lebih baik.
Baiklah, berikut mungkin jurnal singkat perjalanan kami. Mungkin ini bagian pertama karena ceritanya akan dilanjutkan di postingan selanjutnya, atau mungkin dilanjutkannya di posting ini lagi, atau mungkin tidak akan dilanjutkan atau entah kapan baru dilanjutkan.
H0 : Jumat, 21 September 2012
Hari keberangkatan, kami menggunakan kereta Malabar express dari Bandung jam 15.30. Makan malam dari bekal nasi bungkus buatan ibunya Dwi.
H1 : Sabtu, 22 September 2012
Sampai di Malang jam 7 pagi. Sarapan rawon di warung dekat stasiun. Saya sempet naik becak mencari RS Saiful Anwar demi berfoto dengan patungnya.
Sekitar jam 9 kurang, kami mencarter angkot ke tumpang, dengan harga Rp. 10.000 per orang. Sampai di Tumpangjam 9.30 sempat belanja sayuran di pasar dan makanan instan di mini market.
Packing di mini market sesuatu, Tumpang
Di Truk
Sampai di Ranu Pani sekitar jam 12.20 lapor dan mendaftar ke pos pemberangkatan. Berkas yang harus disetor adalah fotocopy KTP dan surat sehat. Ada biaya administrasi dll, juga biaya untuk setiap kamera yang dibawa. Lupa saya tepatnya berapa tapi kalau tidak salah kami berlima hanya ditagih 35 ribu, karena dapat diskon.
Barak pendakian (pondok pendaki, entah apa namanya) kosong melompong jadi kami gelar dan golerkan barang-barang di dipan yang tersedia. Di Ranu Pani ada dua warung tapi yang satu tutup, dan satu lapak bakso malang. Ada juga masjid dan kamar mandi yang cukup bersih. Makan siang dengan Rawon lagi, karena hanya itu yang sudah siap.
Lapak di Pondok Ranu Pani
Sore itu muncul dua orang pria bule yang cukup mencolok, karena ada kejadian lucu waktusalah satu sempat kejatuhan matras dari ranselnya, entah karena salah cantel.
Menjelang magrib semua warung sudah tutup maka kami memutuskan memasak. Menu malam adalah nasi putih dan tumis tempe kecap teri.
Malam tidur di barak, suhu cukup terasa dingin walaupun sudah berbalut sleeping bag. Kostum penghangat tidur memang baru setengah set yang saya pakai. Versi lengkap akan dikeluarkan di Ranu Kumbolo yang dicurigai bakalan lebih dingin
H2 Minggu, 23 September 2012.
Pagi kami bangun sekitar jam 5 dan di luar sudah terang. Menu pagi nasi liwet dan goreng asin. Setelah packing kami sempatkan menambah bekal gula dan minyak goreng karena khawatrir bawaan kami kurang setelah dua kali masak yang ternyata cukup menghabiskan minyak.
Rencana berangkat jam 7 pagi jadi molor karena pergerakan yang santai. Sekitar jam 8 baru benar-benar siap berangkat.
Pose di Depan pondok pendaki Ranu Pani
Selamat Datang
Perjalanan awal terasa cukup berat karena panas dan belum terbiasa dengan beban. Sebagaimana yang tercantum pada plang-plang informasi, Ranu Kumbolo dan Ranu Pani hanya berbeda elevasi 200 m, tapi siap-siap saja untuk perjalanan yang cukup jauh dan banyak naik-turun karena melalui jalur yang mengelilingi gunung-gunung kecil. Baru awal perjalanan kami sudah disalip oleh si dua bule dan dua porternya. Jam 08.53 sampai di plang Landengan Dowo, perjalanan dilanjutkan, melewati sebuah shelter yang katanya adalah pos I. Menurut info dari orang yang kami temui di pos II, antara Ranu pani dan Ranu Kumbolo sekarang telah dibangun empat pos, berupa shelter dengan tembok rendah beratap seng.
Pos 2, istirahat ngemil coklat sekitar jam 11
Kami tidak menjadwalkan setiap jalan berapa menit istirahat berapa menit. Secapeknya saja, rata-rata mungkin setiap setengah jam, istirahat sekitar 5 menit atau lebih. Kadang bisa lebih sering istirahatnya. Maklum, bukan atlit. Selama perjalanan, kami salip-salipan dengan sebagian tim dari satu rombongan yang terdiri dari 40 orang, kabarnya mereka dari Jakarta dan sebagian dari mereka cukup rajin juga beristirahat.
Jam 11.45 sampai di plang Watu Rejeng.
Sekitar jam 13.00 kami istirahat makan siang di pos III yang bangunannya runtuh sehingga harus mencari lapak di dekatnya. Cukup sulit karena posisi pos di lereng menjelang jalur tanjakan yang cukup ektsrim. Lapak yang ada sangat sempit sementara rombongan yang 40 orang sebagian juga beristirahat di sana. Tapi kami tetap bisa mengatur untuk masak. Menu makan siang: mi telor diaduk telor dan kornet. Menu ini dipilih karena lebih cepat daripada masak nasi.
Sepanjang jalan banyak burung yang cantik, terbang bebas dari ranting ke ranting. Kalau sedang berada di jalur yang cukup sepi, burung penunjuk jalan muncul dan berjalan di depan kami, dengan jarak yang cukup dekat. Tapi Saya selalu telat mengeluarkan kamera. Kami juga berpapasan dengan cukup banyak rombongan yang ke arah Ranu Pani. Diantaranya banyak juga orang asing, bahkan ada yang membawa anjing.
Setelah Pos 4
Jam 16.00 kami sudah sampai di Ranu Kumbolo. si dua bule yang terlihat di Ranu pani sedang bersantai memandangi danau sambil minum coca cola, tenda mereka sudah terpasang. Sebagian rombongan yang 40 orang juga sudah memasang beberapa tenda.
Dwi mendengar si dua bule mengobrol berbahasa Jerman. Setelah didorong2 atau tepatnya dipaksa, Dwi menyapa mereka dengan bahasa jerman. Tak lama setelah itu salah satu menghampiri Ui, berbicara yang diterjemahkan menjadi: "Kenapa banyak orang lokal buang sampah di sini? padahal danau seindah ini?"
Euhh... malu deh. Kenapa coba? Sejak adanya pertanyaan ini, saya jadi berpikir banyak. yang akan dilanjutkan di blog post selanjutnya. Mungkin....
Makan malam kami memasak nasi dan goreng ikan asin serta sayur sawi lagi tapi dibuat agak berkuah dan sedikit pedas agar terasa hangat walaupun agak mengancam kondisi perut.
H3 Senin, 24 September 2012.
Bangun sekitar jam 5 pagi, matahari sudah cukup terang. Kami memasak dan sarapan bubur kacang hijau, dilanjut nasi goreng cikur dengan lauk dendeng manis goreng.
Dwi menawarkan kopi dan bubur kacang ke dua bule tadi dan kami pun berkenalan, mereka bernama Tobi dan Ludwig. Tobi adalah konsultan IT dan Ludwig adalah Konsultan Pajak (atau ketuker ya?). Sempat juga mereka ditawarkan nasgornya. Tapi sepertinya tidak tahan pedas dan bumbunya.
Masak nasgorcikur, Tobi ikut nongkrong. Ludwig belum gabung
Pukul 9 kami Berangkat dari Ranu Kumbolo. Tobi dan Ludwig sudah mendahului, rombongan yang 40 orang mulai berangkat juga di belakang kami, tapi selanjutnya kembali susul-susulan dengan sebagian dari mereka. Jam 9.45 istirahat di Cemoro Kandang.
Oro-Oro Ombo
Lewat Cemoro Kandang
Sebelum makan siang
Jam 12.10 kami makan siang di sekitar Jambangan. Menunya spaghetti bersayur bertomat. Jam 14.30 masuk area Kalimati, Tobi dan Ludwig sudah pasang tenda di situ dan ada juga beberapa tenda lain termasuk rombongan 40 orang. Rute sampai Kali Mati relatif landai tapi naik turun jadi cukup melelahkan juga. Tidak banyak progres secara elevasi antara Ranu Kumbolo ke Kali Mati. Hanya naik sekitar 300 m.
Kami lanjut ke arah Arcopodo. Sempat istirahat agak lama di kaki tanjakan. Mulai dari sini baru tanjakan semakin ekstrim, dan jalannya berlapis abu. Jam 16.10 sampai arcopodo, ketinggian 2999 mdpl.
Sepertinya hanya kami yang akan bermalam di arcopodo. Maka dilaksanakanlah rutinitas biasa untuk ngecamp, plus persiapan camilan malam dan bekal untuk summit attack. Jam 8 malam kami mulai tidur.
H4 Selasa, 25 September 2012.
Jam 00.00 weker berbunyi. Setelah saling membangunkan, jam 00.15 kami mulai bersiap. Makan roti, minum yang hangat packing perbekalan air, snack, dan buah2an baik yang segar maupun kalengan dan kotakan. Sudah terdengar rombongan-rombongan lain yang naik dari Kalimati. Jam 01..00 lewat sedikit, kami mulai berjalan ke atas.
Lanjutan ceritanya di sini