Spain, 1998
Director: Julio Medem
Writer: Julio Medem
Stars: Najwa Nimri, Fele Martínez, Nancho Novo
Judulnya agak cheesy. Ceritanya pun, mengandung tema yang kurang lebih sudah familiar karena sampai sekarang masih banyak dipakai mulai dari drama hollywood sampai sinetron korea. Ya, tentang cinta, sepasang manusia yang terpisahkan dan keinginan untuk bersatu kembali, diromantisasi dengan tempat perjanjian pertemuan spesial. Dengan tema yang familiar tersebut, tapi dengan pemilihan bahan dan cara pengolahan yang berbeda menjadikan film "Lovers of the Arctic Circle" suatu produk yang istimewa dan unik. Film yang indah, romantis, mengharukan, dan mungkin tidak mudah dilupakan.
Otto dan Ana bertemu sejak kecil di sekolah dasar saat sama-sama sedang menghadapi kesedihan mendalam: Ayah Ana baru meninggal, sementara Otto baru mengalami perpisahan orang tuanya. Dalam proses menghadapi masalah mereka, tanpa sengaja mereka justru menyebabkan ortu masing-masing berkenalan. Selanjutnya ayah Otto dan Ibu Ana menikah, memberi kesempatan Otto dan Ana remaja berhubungan diam-diam.
Lewat beberapa tahun kemudian, mereka berpisah dikarenakan Otto yang merasa bersalah dan sangat sedih setelah ibunya meninggal mendadak, memilih pergi menjalani hidup sendiri meninggalkan ayahnya dan juga meninggalkan Ana.
“Kebetulan” dipercayai Anna selalu terjadi pada hidupnya. Seperti kebetulan nama Ana dan Otto sama-sama merupakan palyndrom, yang bila dibaca dari belakang bunyinya tetap sama. Hanya saja, yang namanya “kebetulan” semestinya bukanlah hal yang sedang diharapkan. Ketika mengharapkan mengalami kebetulan bertemu kembali dengan Otto, Ana malah bertemu dengan Martin, guru di sekolahnya, dan mereka tinggal bersama sementara Otto baru menjalani karir yang membuatnya semakin menjauh dari Ana.
Setelah lewat beberapa tahun, Ana memutuskan berpisah dari Martin dan mengharapkan bertemu kembali dengan Otto. “Kebetulan” memberi kesempatan Ana untuk pergi ketempat impiannya di Finlandia, wilayah Laponia di Finlandia yang masuk dalam radius lingkar arktik, tempat kita dapat melihat “midnight sun”, yaitu ketika pada musim panas matahari tak pernah menghilang di balik cakrawala. Dalam perjalanannya, Ana menemukan suatu “kebetulan” lain, peririsan takdirnya dengan Otto yang ternyata sudah tergaris sejak puluhan tahun. Sementara itu, Otto pun semakin menyadari hidupnya tak lengkap tanpa Ana.
Walaupun inti cerita adalah hubungan Ana dan Otto yang seolah begitu sejati dan tidak seharusnya terpisah, kita juga disuguhi bentuk2 cinta yang lain, yang bisa juga memudar sehingga terasa lebih dekat dengan kenyataan, dan cinta yang lebih sejati antara anak dan orang tua.
Perpisahan Otto dan Ana disebabkan kelabilan mereka sendiri, khususnya dari pihak Otto, bukan karena pihak lain yang ingin memisahkan, tapi juga bukan berdasarkan alasan-alasan yang tampak konyol yang akan membuat penonton berpendapat: : “ya udah lah jangan nyusah2in diri, tinggal jadian lagi aja, saling kontak lagi aja”.
Dari apa yang mereka alami, penonton yang cukup terlibat akan bisa memaklumi dan menerima proses dalam diri mereka. Otto memang harus pergi, Ana memang harus mencoba berhubungan dengan pria lain. Bila belum saatnya mereka bersatu, berarti memang belum bisa. Dan kemudian, untuk bisa bertemu pun mereka harus pergi ke tempat yang bagi mereka merupakan "dunia lain", yaitu negeri "midnight sun". Karena itu lah ketika nyaris tiba waktu pertemuan, penonton pun bisa lebih menghargai dan meningkatkan harapan bersama para tokohnya.
Menonton film ini sebetulnya cukup mudah karena penonton punya kecenderungan ekspektasi sederhana: agar pasangan Ana dan Otto bisa bersatu kembali. Beberapa clue di awal sudah memberi isyarat agar kita menyiapkan mental untuk sesuatu yang bukan happy ending. Dengan antisipasi itu pun, twist cerita di bagian akhir tetap cukup mengejutkan. Penyelesaian yang ambigu memberi pemaknaan dan harapan yang berbeda bagi penonton .
Film ini sukses berbicara dengan narasi dan bahasa gambar yang saling menguatkan. Alur cerita dinarasikan secara kilas balik dan bergantian antara sudut pandang kedua tokoh. Perbedaan persepsi dari Otto dan Ana akan berbagai kejadian membawa penonton terlibat dalam proses perkembangan karakter seiring bertumbuh dewasanya kedua tokoh.
Jalan takdir dalam "kebetulan-kebetulan" yang terjadi terasa cukup natural dan divisualisasikan dengan baik dalam keterkaitan antara adegan sepanjang film. Adegan-adegan tertentu dengan detail-detail gambar atau dialog-dialog tertentu akan mengarahkan ke hal-hal lain, seperti berita di TV, kemunculan rusa, bis merah, pesawat kertas dan banyak lagi, semua punya makna yang menjawab atau menguatkan kejadian2 selanjutnya.
Tiga paket pemeran tokoh inti Otto dan Ana chemistrynya kuat, enak dipandang dan aktingnya bagus terutama paket pemeran dewasa: Fele Martinez & Najwa Nimri yang paling terlihat olahan emosinya. Perkembangan hubungan keduanya juga terasa dan divisualisasikan dengan sangat baik. Bertahun2 Ana dan Otto lewatkan berangkat sekolah bersama dalam diam, tapi koneksi antara keduanya tetap terasa, berkomunikasi lewat ekspresi dan lirikan mata, dalam hal ini paket pemeran anak dan remaja menampilkannya dengan sangat baik. Yang agak menganggu hanyalah Otto remaja yang terlalu seperti perempuan. Tokoh-tokoh orang tua mereka juga tampil baik dan natural dengan permasalahan mereka.
Yang semakin membuat film ini terasa indah, romantis dan istimewa, justru minimalnya pernyataan2 cinta dan kata-kata motivasi. Semua gejolak emosi dan perasaan tergambar dan tersampaikan dengan sangat baik melalui bahasa gambar, ekspresi para aktor, bahkan monolog dan dialog yang terasa normal. Sayangnya ada hal dibahas berulang-ulang dan secara verbal, seperti masalah nama palindrom dan "kebetulan" yang dipercayai Ana, Sepertinya pembuat film ini begitu ingin menekankan topik tersebut dan khawatir penonton tidak memahami.
Memahami atau tidak, mendukung atau tidak keusksesan pasangan Ana & Otto, film ini cukup menghibur dan mudah dinikmati sebagai suatu karya sinema yang kaya.
Rasanya mendapatkan jackpot ketika menemukan satu lagi film yang masuk daftar referensinya film Mr. Nobody. Sementara sepertinya memang saya belum akan berhasil menulis tentang Mr. Nobody sampai ketemu lagi semua film referensinya (?) atau emang gak sanggup aja. Film satu ini cukup spesifik, bahkan di imdb pun tertulis bahwa bagian2 tertentu Mr.Nobody merefer ke sini.
!!! **SPOILER ALERT**!!!
Beberapa adegan kunci yang agak mengganggu:(yang belum nonton dan berminat nonton mending jangan baca yaaa )
Pesawat kertas yang disebar Otto tidak pernah disebut dengan jelas isinya. Tapi pada saat Otto melempar2nya dari toilet gedung sekolahnya, ada kertas yang belum dilipat jadi pesawat dan terlihat sekilas tulisannya, Tapi tetap tidak terbaca hanya terlihat dua baris dan ada tanda tanya di belakangnya. Kalau dengan resolusi lebih tinggi dan mengerti bahasa spanyol, mungkin bisa mendeteksinya.
Waktu Ana dan Otto nyaris berpapasan dan duduk berdekatan tapi tidak saling melihat satu sama lain rasanya agak mengganjal. Apa mungkin ya, dengan jarak segitu tidak saling "ngeuh"? Saya pikir walaupun tidak saling melihat, kalau ada orang yang kita kenal akan ada semacam aura yang terasa. Teman lama yang sudah lama sekali tidak bertemu saja kadang kita bisa melihat dari jauh, apalagi ini keluarga yang sudah tinggal bersama bertahun-tahun. Kalau mereka muter2in kepala sedikit saja kan pasti saling melihat, Atau mungkin memang saya pun tidak akan tahu ya kalau yang seperti ini pernah saya alami.
Mengenai ending. Oke ada dua versi penyelesaian. Tapi secara logika, yang paling mungkin terjadi adalah yang kedua. Yang versi satu kurang sesuai dengan plot sebelumnya, Kenapa bisa Otto sudah duluan menunggu di rumah Otto tua? lalu, juga ada kejangalan dengan koran di tangan Ana.
Model penyelesaian semacam film Love me if You Dare, bikin ambigu & penonton jadi ada yang berharap happy ending, tapi kalau kata saya sih Love me If You Dare juga jelas mana yang lebih kuat adegannya.
Sub-judul Otto dan Ana yang muncul berganti bulak balik setiap film berganti sudut pandang, awalnya terasa tidak terlalu perlu. Kita seharusnya bisa dengan mudah mengerti ketika narasi berganti, adegan berulang dari sudut pandang yang berbeda. Tapi belakangan sub judul itu berubah bukan sekedar Otto/ Ana lagi. Pasti ada maksud dari Julio Medem mengenai hail ini, mungkin berkaitan dengan endingnya juga. Sayangnya saya kurang paham, tapi cukup lah menikmati perubahan itu sebagai variasi permainan sutradara dalam teknik story telling.
Paling suka sama ekspresi mba2 toko pernak pernik., Priceless! diulang berapa kali bikin ketawa terus
Tambahan setelah KineMala: Ternyata ada yg berpendapat bahwa Otto pun tewas bersama jatuhnya pesawat, jadi adegan dia nyangkut & bertemu si orang Finlan yg nyelamatin dia itu pun termasuk khayalan karena di mobil Otto nanya apa dia bisa "ski upward" dan orang itu mengangguk.
Kalau kata saya sih bisa juga, tapi logikanya agak jauh pesawatnya kan jatuh di utara banget,di luar trayek dia jadi rada aneh kenapa bisa nyasar ke sana. Tadinya saya kira sesuai adegan pembuka dan omongan Otto kecil dia akan mati kalau kehabisan bensin. Jadid kalaupun pesawatnya jatuh krena kehabisan bensin, harusnya masih di dalam trayek.
No comments:
Post a Comment