Wednesday, October 20, 2004

Pencok Leunca



Bahan-bahan yang dibutuhkan:
  • Leunca secukupnya
  • Surawung (kemangi) secukupnya

Bumbu-bumbu:
  • Garem secukupnya
  • Bawang putih secukupnya
  • Gula merah secukupnya
  • Cengek secukupnya
  • Terasi secukupnya
  • Kencur secukupnya

Alat yang dibutuhkan:
  • Mutu dan coet
  • Sendok
  • Piring
  • Pisau

Cara membuat:
  • Cuci bersih leunca dan surawung
  • Kupas bawang putih, ulek bersama garem dan cengek
  • Tambahkan potongan gula merah, kencur dan terasi. Ulek sampai bercampur
  • Tambahkan leunca dan surawung
  • Tumbuk kasar sambil diaduk dengan bumbu ulekan
  • Hidangan siap disantap

Tips:
  • Bila kurang asin, tambahkan garam.
  • Bila kurang manis, tambahkan gula merah.
  • Bila keasinan, tambahkan gula merah dan leunca.
  • Bila kemanisan, tambahkan garam dan leunca.
  • Bila kebanyakan bawang putih, tambahkan bahan dan bumbu lain,
  • demikian juga bila kebanyakan terasi.

Pokoknya, atur aja sampai tercampur rasa yang pas sesuai selera anda.

Selamat mencoba!!!!!

Tuesday, October 19, 2004

World

Men see the world too well from the mountains
(dari film The Message)

Monday, October 18, 2004

G4 Studio

Posted by Hello

G4 studio, menerima pesanan gambar dan desain arsitektur dan interior rumah tinggal ataupun fungsi lain.

Friday, October 15, 2004

PDAM

12 Oktober, hari yang saya tunggu-tunggu. Saya dijanjikan akan menerima Rp. 450.000,-, uang yang akan saya kembalikan ke rekening tabungan saya di bank, tempatnya semula.. Namun, tak disangka saya kecewa, harus menunggu lama dan kembali lagi ke kantor pusat PDAM untuk menagih.

Kebetulan, rekening saya di bank Bukopin dipakai untuk membayar tagihan-tagihan keluarga saya. Bagi anda yang juga menggunakan fasilitas autodebet (dengan isi tabungan pas-pasan) untuk membayar tagihan rutin, tiba-tiba mengalami lonjakan tagihan pemakaian air bersih yang tidak manusiawi, mungkin pengalaman kita akan sama...
  • Mendapat tagihan ancaman penyegelan dan pemutusan dari beberapa tagihan yang belum terbayar
  • Panik, pergi ke bank mengadu karena merasa seharusnya semua sudah lunas
  • Menurut bank, saldo tidak mencukupi sehingga ada yang tidak terbayar
  • Setelah dirinci, baru tersadar bahwa tagihan PDAM terlalu besar dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dan lebih lagi, hal ini sudah terjadi selama dua bulan!!!!
  • Menurut catatan di kwitansi, pemakaian memang melonjak sangat irrasional. Dari biasanya sekitar 4m3 per bulan menjadi 50m3 dan 100m3 berturut-turut
  • Melapor ke PDAM membawa kwitansi yang telah diberikan bank.
  • Di loket pengaduan, terdapat catatan pemakaian yang sesuai dengan kwitansi.
  • Panik lagi, takut ada apa-apa dengan meteran air.
  • Disuruh melapor ke bagian langganan, kekeuh bahwa itu angka yg tertera tidak logis
  • Disuruh ke bagian meter
  • Bagian meter menjanjikan akan datang petugas untuk mengambil meteran untuk di tes, tapi gak bisa memastikan kapan datangnya.
  • Setelah dipaksa, dia berjanji besok petugas akan datang.
  • Meteran diambil, petugas mengatakan angka yang tertera di meter memang tidak sesuai dengan yang di kwitansi. Seharusnya 136 jadi 274.. keterlaluan!!!
  • Meteran tetap harus dites dan hari berikutnya lagi kita harus datang untuk menyaksikan "Tera ulang" meteran di bagian perakitan peralatan.
  • Meteran baik-baik saja.
  • Melapor ke bagian meter
  • Melapor ke bag langganan
  • Oper2 Bapak anu dan Bapak anu, saya mendapat surat agar kembali tanggal 12 oktober (sekitar 2 minggu kemudian), untuk mengambil kelebihan uang

Begitu mengesalkan. Menuntut hak kita sendiri begini repotnya. Ongkos, waktu, energi.... Ketika tgl 12 oktober datang ke bag langganan, dioper ke Bapak Anu dan Bapak Anu yang lain, saya mendapat surat untuk mengambil uang ke bagian keuangan. Tapi, Pejabat yang berwenang "sedang rapat di hotel situ, dan mungkin lama" jadi uang tidak bisa turun saat itu. Dengan begitu kesal saya pulang, ingin rasanya mengobrak-abrik meja kerja mereka. Segitu tidak pentingnya uang saya. Tak ada yang bisa perduli, pokoknya yang bertugas tidak di tempat, saya tidak bisa mendapat uang saya saat itu.

Sorenya saya mengutus Kakak karena sudah tidak tahan menghadapai orang-orang di sana. Menurut laporannya, dia pun dipersulit, diperlama walaupun sudah bertemu, "Si Bapak yang Berwenang Mengeluarkan Uang" itu pake mengaku belum menerima berkas-berkasnya, dan setelah ada bukti penerimaan dia terpaksa dengan perlahan mencari-cari dulu berkas-berkas yang ternyata terpuruk di dasar laci yang berantakan.

Sekarang, apa PDAM mau mengganti ongkos bulak-balik, denda tagihan2 yang belum terbayar dan ongkos ke tempat pembayar tagihan2 tunggakan tersebut? Dalam dua minggu lumayan tuh beberapa ratus rupiah uang saya kalau dibungakan di bank.

Lalu, kesalahan pencatatan itu dari mana sumbernya? Apakah memang human error pada saat pencatatan di tempat (2 bulan berturut2 lo), data tertukar, salah ketik, atau yang terburuk (salahkah saya ber su'u zhan): memang SENGAJA memasukkan angka asal karena tahu kami pelanggan yang menggunakan auto debet....

Monday, September 27, 2004

Rumah Pisau Terbang


Spoiler Alert!!!!
Kalo mau nonton kisah cinta picisan khas film cina, gak usah filmnya Zhang Yimou!!

Film-film karya Zhang Yimou selama ini selalu memiliki keunikan dan ciri khas yang istimewa. Beberapa filmnya yang telah saya tonton: Not one Less, The Road Home, Shanghai Triad, Raise the Red Lantern, Happy Times, bahkan yang saya tonton tanpa teks: To Live dan Ju Dou, tercatat sebagai film-film yang berbekas di hati, menyentuh, membuat tertawa dan menangis. Gambaran kondisi sosial dan budaya masyarakat cina merupakan tema langganan ZYM. Ada kisah tentang para tokoh sederhana dan polos dalam menghadapi konflik kemasyarakatan dan perubahan sosial. Perkembangan karakter yang sangat manusiawi sebagai reaksi dari konflik-konflik yang terjadi memberikan daya tarik dari cerita-cerita karyanya.

Lalu muncullah film Hero. Terobosan luar biasa. Film kungfu pertamanya ini digarap dengan sungguh2 dan mencapai ketenaran dengan sukses. Keunikan plot cerita dan permainan warna merupakan keistimewaannya. Ditambah lagi para pemeran yang selain populer juga memiliki kualitas akting andalan. Maggie Cheung dan Tony Leung yang telah mendapat berbagai penghargaan sebelumnya, Jet Li dengan kung-funya yang telah banyak dikagumi, dan Zhang Zi Yi yang tenar sejak bermain di The Road Home dan Crouching Tiger. Selain Zi Yi, belum ada yang pernah bermain di film Zhang Yimou sebelumnya.

House of Flying Daggger, film kungfu yang berikutnya tentu telah dinantikan. Pemeran2 populer juga dipersiapkan: Takeshi Kaneshiro, Andy Lau, dan Zhang ZiYi lagi. Bagaimana mungkin saya tidak penasaran ketika mendangar film itu akan dirilis.

Warna, pemandangan, kostum, koreografi dan visual efek di film ini memang cantik. Tapi saya merasakan kehampaan yang tidak pernah ada di film karya ZYM yang lain. Inti ceritanya apa? Cinta segitiga? Cinlok? Hal yang sangat tidak penting. Permasalahan awal mengenai pencarian ketua sekte Flying Dagger sejalan alur cerita menjadi tidak sepenting konflik percintaan tokoh-tokohnya.

Cerita film ini hanya mencakup sepenggalan dari tipe kisah legenda kungfu yang biasanya banyak diangkat. Itupun, kalau mau yang lengkap, mending menonton Crouching Tiger Hidden Dragon. Perebutan senjata pusaka, jurus-jurus andalan, skandal cinta, petualangan, cewe nyamar jadi cowo, racun dan penangkalnya, dan sebagainya. Ciri khas kisah cinta picisan cina: sekarat di pelukan kekasih, sambil sempat mengucapkan kata2 perpisahan pun ada. Nah, di film HOFD, adegan Xiao Mei (Zi Yi) yang sekarat sampai berulang tiga kali. Saya sendiri tekejut ketika ternyata dia belum mati juga. Tau-tau, matanya masih bergerak, berbisik2, bahkan sempat dia berdiri, tumbang lagi, dst.

Film romantika picisan yang menyentuh dan mengharukan kadang saya suka juga. Beberapa sutradara punya sentuhan tersendiri. Sam Pek Eng Tay (The Lovers) karya Tsui Hark contohnya, bagi saya lebih menarik. Latar belakang dibalik kisah cinta pasangan tokohnya cukup kaya dan bermutu. Tambah lagi, permainan gambar dan musiknya yang membentuk suasana méhé- méhénya menjadi karya seni yang mengagumkan. Beberapa drama romantis dengan setting modern juga terkadang lebih cocok buat saya, seperti Commrade, Almost a Love story & Sausalito (apalagi karena di keduanya ada Maggie Cheung)

Untuk film House of Flying Dagger ini, saya terharu tidak, tersentuh pun tidak, apalagi berpikir.
Hanya sebatas mengagumi gambar dan warna2nya saja dan musiknya yang enak di telinga.
Satu hal lagi: Kaneshiro dan Andy Lau gak cocok berkostum pendekar. Lebih cocok jadi gangster.