Tuesday, December 28, 2004

Trilogi PDAM

Melanjutkan:
..................PDAM
..................PDAM AGAINNN

Sejak bulan Mei, keluarga saya menggunakan fasilitas autodebet dari bank untuk membayar beberapa tagihan, termasuk tagihan air PDAM. Sistem ini tentu diadakan untuk kemudahan semua pihak. Dua bulan pertama berjalan lancar. Namun untuk pemakaian bulan Juli dan Agustus terjadi lonjakan tagihan PDAM sampai 20 kali lipat, mencapai 350ribu rupiah, padahal tagihan bulanan kami biasanya hanya berkisar 10-18ribu rupiah.
Alasan sepintas lalu petugas PDAM, ini merupakan akumulasi pembayaran beberapa bulan sebelumnya (Jan-Mar) yang menunjukkan angka 0, karena petugas tidak bisa mencapai meteran air. Padahal pintu pagar kami tidak pernah dikunci, walaupun kami saat itu sedang mengosongkan rumah, yang berarti memang tidak memakai air sama sekali, hanya perlu membayar abonemen.
Seandainya kami memakai air pun, alasan tersebut sebenarnya juga tidak logis, karena PDAM punya sistem tarif yang berbeda sangat jauh untuk setiap pemakaian kelipatan 10m3, sehingga bila ditumpuk, jatuhnya akan lebih mahal berkali-kali lipat.
Setelah kami usut dengan proses yang lama dan berbelit ke pengaduan pelanggan, bagian meter, pembuktian tera ulang di alat teknik yang masing-masing kantor jaraknya berjauhan, jelaslah ada kesalahan besar dalam pencatatan angka meteran. Dari posisi angka meter 124, tercantum bertambah ke 174, lalu bulan berikutnya 274. Padahal, angka yang tertera di meteran saat pengaduan diajukan, masih 136, itu pun ketika sudah masuk ke penagihan bulan berikutnya.
Kelebihan pembayaran sebesar 350ribu tersebut akhirnya dikembalikan oleh Bagian Keuangan PDAM setelah melalui proses birokrasi selama 1 bulan, itu pun pada hari yang dijanjikan masih diulur-ulur, harus bolak-balik lagi karena pejabat yang berwenang tidak berada di tempat, dan ketika akhirnya bisa bertemu pun, beliau sempat mengaku belum menerima arsip pengaduan yang baru disahkan. Ketika saya menegaskan: bersedia berkeliling mencarinya agar masalah bisa selesai hari itu juga, barulah beliau menanyakan sendiri kepada petugas yang bertanggung jawab menyerahkannya, dan ternyata berkas arsip tersebut sudah lama siap menanti di dalam laci, terselip di balik berkas-berkas yang bertebaran tak beraturan.
Tagihan untuk pemakaian bulan September terasa kembali normal, sehingga saya teledor tidak menilik kwitansi (yang baru bisa diambil di bank pada bulan n+1 dari periode pembayaran). Namun, pemakaian Oktober kembali melunjak dan setelah diteliti, TIDAK ADA SAMA SEKALI perbaikan angka meter yang telah repot kami urus dua bulan yang lalu. Mereka hanya menambahkan dari angka 274 ke 283, lalu melunjak lagi jadi 336, sementara angka meter asli masih berkisar di 143. Bahkan selisih 9m3 di bulan September yang saya sangka kembali normal pun, terbukti dibuat-buat, karena sebenarnya dalam 2 bulan baru habis 7m3.
Sesuai saran pejabat tempat melapor, “Rekening yang aneh jangan dibayar dulu”, maka sementara ini, untuk bulan November kami menghentikan pembayaran autodebetnya. Yang bulan-bulan sebelumnya sudah terlanjur dipotong oleh bank dan harus diurus dengan berbelit seperti dulu setelah pemeriksaan selesai di bulan depan.
Tapi, kini air ledeng kami malah disegel tanpa sepengetahuan kami, karena telat membayar pemakaian November (yang seharusnya dibayar sampai 20 Des).
Saya yakin benar-benar tidak ada yang datang ke rumah saya untuk mencatat angka meter, tapi entah kenapa giliran menyegel, pagi-pagi buta bisa ada yang datang mengendap-endap agar tidak kepergok pemilik rumah.
Bagaimana mungkin saya mau membayar, sementara urusan sebelumnya belum tuntas dan sudah jelas anggaran saya setahun telah habis dalam dua bulan ini. Belum lagi kerugian karena didenda gara-gara terlambat membayar tagihan-tagihan lain, waktu dan ongkos bolak-balik ke kantor PDAM.

Saya curiga, adanya konspirasi untuk menimpakan kerugian kepada para pengguna autodebet, karena kami pasti tidak sempat memeriksa dengan teliti. Apalagi masih terekam dalam ingatan saya, kurangnya niat tulus para pejabat untuk mengembalikan uang kelebihan waktu itu.
Saya beruntung masih punya kesadaran dan kesempatan membela hak saya sendiri, namun bagaimana halnya dengan orang yang tidak sempat atau tidak paham cara mengusutnya, atau bahkan tidak tahu sama sekali bahwa ia dirugikan?


Saya mohon tindakan nyata dari pihak-pihak berwenang untuk membenahi segala sistem dalam PDAM agar masalah ini bisa dituntaskan. Saya juga menghimbau seluruh anggota masyarakat, untuk turut berpartisipasi membantu para petugas PDAM demi mewujudkan pelayanan masyarakat yang bersih dan teratur, dengan cara ikut memperhatikan kinerja mereka, dan memperlancar akses petugas ke meteran air agar tak ada alasan tak bisa melakukan pencatatan dengan benar.
Ramala Pualamsari
Sukaluyu Bandung

Saturday, December 18, 2004

Just something

If I am living the river way,
would I know where I came from and where to go?
will there be the wide open sea waiting for me?

Lonely river flows... (cenah mah)

Wednesday, December 15, 2004

SELOKAN BUKAN TEMPAT SAMPAH

Heran ya, masih banyaak aja orang yang menyapu di depan rumahnya, sampahnya langsung di jatuhkan ke selokan. Bungkus bekas makanan dijatuhkan ke selokan lewat lubang di jalan. Apa mereka berpikir selokan akan membawa pergi sampah-sampah itu dan melenyapkannya, membuat kota kita ini bersih nyaman, taat bersahabat?

Saat memperbaiki trotoar dalam rangka Bandung bersolek, ketahuan betapa banyaknya sampah menyumbat saluran-saluran air di bawah jalan. Pembersihan tentunya tidak tuntas dilakukan, tapi trotoar-trotoar sudah tampak cantik dengan Roman Gress-nya. Kadang juga saya melihat ada orang yang rajin kerja bakti mengangkat gunungan sampah campur aduk dengan bau tidak jelas.
Kasihan deh sama mereka, karena mesti melakukan hal yang semestinya tidak perlu dilakukan. Saya sendiri tentu tidak sanggup melakukannya, mana tahan sama baunya, lagipula saya yakin bukan saya yang membuat selokan itu jadi demikian. Duh, egois yah?

Seingat saya, di sekolahpun diajarkan mengenai lingkungan, bahwa tidak boleh membuang sampah sembarangan termasuk di selokan, bahwa sampah plastik menghambat penyerapan air tanah. Tapi, kenapa masih banyak yang sepertinya tidak tahu atau mengerti? masa sih di sekolah mereka tidak diajarkan atau memang lebih banyak orang yang tidak bersekolah di sini? bagaimana ini ya...

Jadi teringat adegan kemunculan dewa sungai di film Sen To Chihiro no Kamikakushi. Mengena sekali. Seandainya roh sungai Cikapundung bangkit dan masuk ke tengah kota, betapa paniknya...

Monday, December 13, 2004

Quote of the Day



APATIS


Tentang perjalanan yang sudah lama diinginkan, tapi baru dilakukan dan akan dilanjutkan

Thursday, December 09, 2004

PDAM AGAINNN!!!!



AAAAAAARRRGGGHHHH....
Birokrasi di Indonesia tak mendukung perbaikan temperamen saya. Sekarang saya dah semakin mengarah ke psaiko akut. Saya membayangkan para pegawai dan pejabat PDAM, ibu-ibu maupun bapak-bapak tergantung berjajar dengan kepala ke bawah di ruangan kantor mereka - yang pada dasarnya merupakan satu hall besar.

Setelah mengobrak-abrik meja kerja mereka, menjejali mulut mereka dengan paria mentah dan cengek tumbuk kasar, saya menggebrak meja sambail membentak:
KEMBALIKAN UANG SAYA!!!!! SIAPA PETUGAS PENCATAT METERAN DI RUMAH SAYA? NGAKU!!! BAWA KE SINI BERSAMA ATASANNYA!!! PECAT!!!! TANGKAP KORUPTOR2 BRENGSEK!!!!

Yak begitulah, hampir gila rasanya berurusan dengan PDAM. Tambah lagi kita juga gak tahu mesti nyalahin siapa, marah ke siapa. Tentu aja jadinya mengeneralisir menyalahkan semua.
It Happens again! Setelah satu bulan tagihan tampak wajar, pemakaian bulan oktober rumah saya kembali melunjak gila-gilaan, dan kembali di keluarga saya harus ada mengantri di tempat jauh dan membayar denda tagihan lain.

Setelah saya tilik kedua kwitansi, ternyata sama sekali gak ada perbaikan angka meteran sesuai dengan hasil pemeriksaan mereka sendiri ketika terjadi kasus pertama. Pada pemakaian september besar tagihannya sengaja diwajarkan sehingga saya tidak teliti kwitansinya karena merasa semuanya sudah kembali normal. Padahal pemakaiannya tetap dihitung berdasarkan catatan stand akhir meter yang udah jelas gak bener, dan hanya dilebihkan sedikit. Dan bulan Oktober kembali melunjak gila, kebayang pemakaian air bersih di rumah saya bulan November versi PDAM yang bakal didebet dari bank bulan ini. Ughk semoga masih sempat dicegah penarikannya.
Mereka itu emang goblog, tolol, atau sengaja ya????