Melaksanakan “bulan film Gael García ” tidak kalah menariknya dibanding dengan
“Bulan
Film Takeshi Kaneshiro”. Ketika ketertarikan pada seorang
aktor menimbulkan obsesi untuk mencari film-film yang dibintanginya dan
menghasilkan suatu sesi hiburan yang menyenangkan, rasanya waktu yang
dihabiskan tidaklah sia-sia. Semoga para aktor dan pembuat filmnya
mendapatkan rejeki yang cukup walaupun saya mendapat film2 mereka dari
produk b*jakan.
Bisa dikatakan saya tertarik melakukan
“Bulan Film Gael García” awalnya karena beberapa bulan yang lalu
melihat poster film A little Bit of Heaven. Karakter wajahnya
berdampingan dengan Kate Hudson memberikan nuansa yang berbeda untuk
suatu film Rom Com Hollywood. Tapi kata Rani filmnya jelek dan setelah melihat
trailer serta membaca beberapa review yang terlalu negatif memang menunjukkan betapa
tidak pentingnya film tsb. Terlintas rasa simpati. Gael García Bernal
(GGB) termasuk aktor langganan
filmmaker Meksiko dan Spanyol kelas atas,
tapi di Hollywood koq dipasang di film tidak jelas begitu. Beberapa
waktu kemudian, di akhir tahun kemarin, saya tanpa sengaja menemukan
link
ke artikel yang mengulas singkat film "The Loneliest Planet" yang
tampak unik dan menarik. Dimulai dari film tersebut, saya terhubung ke
berbagai judul lain. Dan sejauh ini sudah menambah 6 judul baru dari
sebelumnya baru 3 judul film yang sudah ditonton beberapa tahun lalu
(tidak termasuk The Bourne Ultimatum, walaupun sudah menonton, saya
sangat tidak ingat apa perannya di sana). Jumlah ini memang belum
signifikan dibanding sekitar 29 judul film panjang non TV, tapi sejauh
ini Kinemala sudah bisa membuat beberapa analisa karena di film2
tersebut GGB berperan sebagai peran utama.
Hasil yang
saya simpulkan sejauh ini, Agak berbeda dengan
hasil
dari "Bulan Film Takeshi Kaneshiro". Acara menonton film-film
GGB ternyata mengarah ke film-filmnya, bukan mengenai si aktor Gael
García Bernal atau karakter-karakter yg dia perankan. Maksudnya, GGB
banyak berperan di film-film bagus, namun film-film tersebut tidak
menampilkan dia sebagai tokoh yang spektakuler/ menonjol walaupun
sebagai pemeran utama. Tidak membuat penonton (setidaknya saya)
tergila-gila dan merasa
gemeesss deeeh terhadap karakternya
seperti terhadap Takeshi Kaneshiro. Hal ini bukan didasari subjektifitas
akan kegantengan, karena saya menganggap GGB juga memiliki wajah yang
ganteng dan sangat khas dan enak dipandang, apalagi kalau senyum (kalau
tidak, gak bakal saya jadikan topik film KineMala), tapi berdasarkan
tipe film dan tipe peran yang biasanya dia mainkan.
GGB
lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga berlatar belakang teater. Dari
kecil/ ABG dia sudah berperan di telenovela, dan berlanjut ke film-film
layar lebar. Kuliahnya pun di jurusan drama. Maka karir GGB memang
berawal dari seni peran, sebagai aktor, bukan sebagai idola. GGB adalah
aktor yang cukup produktif, tercatat sejak tahun 2000, setiap tahun dia
muncul di lebih dari satu film.
Sejauh ini ada benang merah dari karakter-karakter GGB khususnya di film-film Meksiko/ film berbahasa Spanyol yang sudah saya tonton.
Trademarknya
GGB adalah sebagai karakter pemuda berandal, bukan karakter untuk
diteladani apalagi diidolakan, bahkan belum tentu pantas mendapat simpati.
Mayoritas peran GGB adalah jadi pemuda labil, baik pemuda labil
trouble maker
atau pemuda labil kekanakan atau pemuda labil kampungan, atau sekedar
pemuda yang nasibnya kurang beruntung. Film-filmnya yang termasuk
produksi Amerika Latin banyak menampilkan tema realitas sosial dan
kesenjangan ekonomi masarakat. Seperti yang sering kita lihat tergambar
di telenovela lah, tapi dari sisi yang lebih nyata, tanpa
fairy tale.
Sayangnya, karakter yang diperankan GGB walaupun tidak pernah tampil buruk, tapi juga tidak pernah tampil
outstanding.
Kadang malah partner/ pemeran pendukungnya tampil lebih menonjol.
Contohnya, di Amores Perros dan Babel, yang merupakan jenis film dengan
beberapa alur cerita paralel, tokoh utamanya ada banyak, dan GGB hanya
sebagai salah satunya.
Di film Rudo Y Cursi, Diego Luna
lawan mainnya, tampil lebih berkarakter padahal dari peran2nya yang
lain yang sudah saya tonton: Di Y Tu Mama Tambien, saya bahkan tidak
ingat wajahnya, artinya tidak ada yang spektakuler dari karakternya. di
Dirty Dancing 2, Diego tampil sebagai cowok manis imut baik hati,
aktingnya tampak cempreng dan garing. Ternyata sebagai Rudo dia sangat
berbeda, karakternya kuat, komikal, terlihat dewasa dan matang,
menyebalkan sekaligus juga menggugah simpati walaupun banyak melakukan
ketololan. Sedangkan Gael sebagai Cursi, walaupun karakternya juga
menarik dan komikal, tapi rasanya masih ada saja aura bawaan dari film-film
lainnya. Apa mungkin karena pengaruh model rambut GGB yang sepertinya
tidak banyak berubah di berbagai filmnya; sebagai reman maupun pendeta,
wajahnya begitu-begitu saja, sementara di sini Diego berkumis? Walau
perlu analisa lebih jauh mengenai Diego Luna sebagai perbandingan, bisa
dianggap mungkin di Dirty Dancing 2 memang perannya cuma begitu saja
sesuai filmnya yang garing, sementara dia aktor berbakat, maka di film
Rudo y Cursi, Diego tampil dengan karakter lebih kuat daripada Gael.
Satu
film lagi yang cukup signifikan dalam karir GGB adalah The Motorcycle
Diaries, tapi sejauh ini saya belum berminat menontonnya, hanya pernah
lihat sekilas tanpa menyimak. Tapi dari salah satu review yang pernah
saya baca, disebutkan bahwa teman mainnya, Rodrigo de la Serna tampil
lebih kuat karakternya. Mungkin belakangan akan saya buktikan.
Referensi sejauh ini berdasarkan pada hasil
hunting yang masih tergantung aksesibilitas dan
bandwidth
internet. Bukan tidak mungkin akan ada nuansa lain yang merevisi opini
di tulisan ini kalau judul film yang ditonton bertambah. Yang pasti,
kegiatan Bulan Film Gael García kali ini adalah
refreshing dari
mainstreamnya KineMala.
Berikut
beberapa judul yang saya tonton. Untuk nomer 1, 2 dan 6, terakhir kali
menontonnya sudah bertahun-tahun yang lalu, jadi sebagian agak lupa maka
sinopsisnya di sini rada nyontek. Sementara yang 6 lagi saya tonton
sejak akhir Des sampai akhir Januari kemarin.
1.
Amores Peros (by Alejandro González Iñárritu, 2000)
Film
ini memiliki tiga plot cerita paralel, dengan tokoh-tokoh utama dari
masing-masing cerita yang tidak saling mengenal tapi jalan hidupnya
beririsan dalam suatu kecelakaan tabrakan mobil. Sebagaimana judulnya
yang bisa diartikan sebagai "Cinta itu Anjing", cinta dan anjing
merupakan tema film ini, dan bagaimana manusia-manusia menjalani hidup
bersama cinta dan anjing-anjing mereka. Suatu judul dan tema yang sangat
unik dan buat saya cukup membuka wawasan tentang kehidupan. GGB
berperan menjadi anak muda dari keluarga miskin di (Mexico City?) yang
ngecengin istri abangnya. Dia mengikutkan anjing abangnya dalam
kompetisi adu anjing untuk mendapatkan uang dan berharap akan minggat
dengan istri abangnya itu. Di film ini karakter yang diperankan GGB
seolah menjadi
trademarknya. Pemuda berandal dari keluarga
miskin, mungkun perlu mendapat simpati, tapi kelakuannya payah juga.
Seperti yang disebutkan di atas, banyaknya tokoh utama lain tidak
membuat perannya GGB menonjol. Yang lebih kuat kemunculannya menyisakan
jejak mendalam di otak dan hati adalah tokoh El Chivo.
2. Y Tu Mama Tambien (by Alfonso Cuarón, 2001)
Gael
Garcia dan Diego Luna berperan menjadi dua sahabat pemuda labil yang
sedang labil karena ditinggal pacar-pacar mereka, melakukan
road trip
dengan seorang wanita yang usianya lebih tua dari mereka dan baru
mereka kenal, dan sedang labil juga karena suaminya selingkuh. Gael dan
Diego tampak natural dalam perannya karena sesuai dengan persahabat
mereka di luar film dan tampangnya juga cocok jadi pemuda2 bandel. Di
antara film2nya GGB, film ini mungkin yang paling banyak perlu disensor,
baik dialog maupun adegannya banyak yang vulgar. Tapi dari segi script
yang masuk nominasi OSCAR, film ini berhasil dengan baik menampilkan gaya hidup dan situasi
politik dan sosial Meksiko saat itu, dengan berbagai kejadian yang
divisualisaikan maupun dinarasikan, dan mengalir seiring petualangan
tokoh-tokohnya.
3. El Crimen del Padre Amaro. (by Carlos Carrera, 2002)
Film
yang kontroversial di negara asalnya, Meksiko, karena menceritakan
skandal-skandal pendeta katolik di suatu kota kecil miskin. Aslinya
diangkat dari novel tahun 1875 karya penulis asal portugal. GGB
berperan sebagai Padre Amaro, pendeta muda dengan prospek karir dan
pendidikan yang cerah setelah harus mengabdi di suatu kota terpencil.
Sayangnya Padre Amaro terjebak dalam dosa karena jadi selingkuhan
pemudi labil aktifis gereja. Permasalahan yang muncul bukan hanya
mengenai Padre Amaro, tapi juga pendeta2 lain di kota itu, dengan
gambaran kondisi sosial dan ekonomi kota pinggiran Meksiko.
GGB sebagai
tokoh yang menjadi judul film tsb sayangnya tidak tampil kuat.
Karakternya tidak jelas berdiri di mana, kalaupun maksudnya misterius,
tidak cocok juga rasanya. Apakah dia itu sebetulnya ada di antara baik
dan nyebelin, apakah dia itu awalnya polos, atau ternyata sudah biasa
ngalaba, apakah dia bimbang, tidak terlihat bedanya di ekspresi GGB.
Karakter yang menarik di film memang yang “abu-abu” atau misterius,
tokoh baik yang menyebalkan, atau tokoh jahat yang menimpulkan simpati.
Padre Amaro ini sebetulnya jelas posisinya di mana, jelas2 dia pendeta,
jelas-jelas dia bersalah. Tapi ekspresi GGB kebanyakan tampak blank,
belum bisa memperlihatkan kedalaman karakternya dibalik yang sudah
terpaparkan, atau membuat Padre Amaro menjadi lebih menarik, walaupun
tidak perlu juga diberi simpati.
4. Dot The I (2003)
Film
ini kalau di Rotten Tomatoes peringkat terjelek kedua setelah A little
bit of heaven. Untuk perbandingan, perlu juga melihat film yang dikritik
jelek. Di imdb ratingnya 6.7 dan ada juga yang mereview positif. Saya agak penasaran dengan yang disebut2 sebagai
plot twist.
Mungkin maksudnya film ini bercerita tentang permainan perasaan manusia yang terlihat dalam perselingkuhan dan permainan kehidupan, atau sekedar film misteri tapi nanggung, dengan plot twistnya antara bisa ditebak dan
tidak, sok-sok misterius.
Tokoh2nya
gak ada yang perlu mendapat simpati, apalagi si tokoh ceweknya. GGB
tampil biasa. Senyumnya sih tetap manis. Tapi ya semua itu gak penting.
5. La Mala Educacion (by Pedro Almodovar, 2004)
Gael jadi banciiiiiii!!!! nuff said.............gak ding,
Film ini sangat berani menceritakan keburukan pendidikan di sekolah katolik dengan pendeta yang brengsek dan akibatnya sampai siswanya dewasa. Plot film ini cukup unik . Walaupun agak bikin frustasi, film ini mengalir dengan mudah diikuti.
Twist cerita terungkap secara bertahap dengan teknik penceritaan plot maju-mundur dan film di dalam film.
GGB berakting cukup ekstrim di sini. Karakternya berubah-ubah. Tapi yang lebih menarik justru karakter Enrique yang diperankan Fele Martinez. Memang GGB mengeluarkan segala aksi di sini, dan bisa dikatakan ini filmnya yang paling mengeksplor kemampuan aktingnya. Tapi justru Fele yang banyak diam dan berbicara dengan matanya penampilannya lebih kuat.
Hanya direkomendasikan untuk yang siap dengan film "ekstrim" dan kuat mental. *(lebih parah daripada Brokeback Mountain)
6. Babel (by Alejandro González Iñárritu, 2006)
Karakter
filmnya mirip dengan Amores Perros, dengan kisah kehidupan berbagai
tokohnya yang tidak saling mengenal tapi saling bersinggungan. Seolah
perkembangan dari Amores Perros, Babel skalanya lebih mendunia. Efek
dari satu kejadian mempengaruhi kehidupan berbagai tokohnya di
berbagai belahan dunia.
GGB berperan sebagai Santiago, pemuda
Meksiko yang mengantar bibinya, seorang baby sitter di amerika yang memaksakan diri
mendatangi pernikahan anaknya walaupun orang tua anak yang diasuhnya
terhalang untuk pulang akibat tertembak di dalam bis pada perjalanan di
Maroko.
Kehebohan yang terjadi selanjutnya didasari keparnoan dan
kerasisan orang Amrik akan serangan teroris dan ancaman kriminalitas
yang diiringi tindakan lebay setelah itu. Saya lupa bagaimana penokohan
yang diperankan GGB di sini. Kalau tidak salah, cukup mengasihankan..?
Tapi ternyata rada payah juga karena pemabuk. (serius ternyata saya
bener2 lupa.. cuman inget dia ada. Perlu tonton ulang)
7. The Science of Sleep (by Michael Gondry, 2006)
GGB
berperan sebagai pemuda yang kekanakan, ngecengin seorang wanita tetangga apartemennya, dan
sedang tidak puas dengan pekerjaan barunya. Hidupnya bercampur baur
bersaling silang antara mimpi dan kenyataan, sebagaimana penonton yang
terbingung-bingung mana adegan yang mimpi mana yang kenyataan. Dan saya
pun tertidur… Sebetulnya film ini lucu, dan komikal. Banyak variasi
gambar dan animasi yang dinamis. Tapi, mengikutinya jadi membuat ngantuk. Saya
menikmati per bagian-bagiannya tapi juga tidak terlalu perduli mau
dibawa ke mana dan nantinya bagimana, Seperti: “ya su lah mimpi terus saja
kamu…zzzzz....” dan sepertinya film ini juga tidak memaksakan suatu
konklusi yang nyata.
Enjoy saja keabsurdannya, dan GGB masih seperti biasa, plus rada kekanakan, cukup menggemaskan sih.
8. Rudo Y Cursi (by Carlos Cuarón, 2008)
Salah satu
genre hollywood yang paling membosankan adalah film olahraga.
Tapi,
di tangan geng filmmaker Meksiko, tema ini bisa menjadi sangat
menarik dan unik sekaligus juga menyentuh. Selain tentang sepak bola,
Rudo Y Cursi mengangkat tema keluarga khususnya yang terwujud dalam
hubungan antara kakak adik Beto “Rudo” dan Tatto “Cursi”.
Seperti
yang sudah disebut di atas, GGB bermain lagi bersama sahabatnya Diego
Luna, sebagai adik kakak. Walau wajah mereka sangat sama sekali
sungguhlah tidak ada mirip-miripnya
acan, namun di film ini
menjadi logis karena mereka lain ayah. Bahkan, di film ini, adik-adiknya yang lain
juga lahir dari ayah-ayah yang berbeda. Mereka sekeluarga tinggal
bersama ibunya yang mereka sanjung dan sayangi. Beto yang sudah
berkeluarga sepertinya sudah berumah sendiri tapi masih berdekatan.
Rumah mereka tergolong rumah gubuk, maka salah satu cita-cita mereka
adalah mendirikan rumah untuk Ibu mereka. Anak-anak yang manis ya.
Tatto
dan Beto bekerja sebagai buruh perkebunan pisang di daerah terpencil
Meksiko, sampai seorang pencari bakat menemukan mereka dan mengajak
bergabung dengan klub sepak bola di ibu kota.
Selanjutnya
perjalanan karir dan kehidupan keluarga, hubungan persaudaraan mereka
disajikan dengan kocak, tapi juga natural dan wajar dengan segala
dinamikanya.
Bisa dikatakan ini filmnya GGB yang
paling menyenangkan buat saya, karena nuansanya jauh berbeda dari film-film
lainnya yang cenderung suram. Karakternya sebagai pemuda norak tapi
polos, bisa lebih melekat dibanding yang serius-serius, tapi yang paling
menyenangkan adalah
chemistry antara Rudo dan Cursi sebagai saudara sekaligus juga saingan. Film Rudo Y Cursi, walaupun tanpa
hollywood ending,
juga tanpa menyuapi idealisme, meninggalkan jejak ceria walaupun
sebetulnya tragis juga. "Pesan moral" yang terkandung cukup bisa
dinikmati tak perlu diverbalisasi.
9. Even The Rain / Tambien la Iluvia (by Icíar Bollaín, 2010)
Menggambarkan
penindasan oleh pendatang kulit putih terhadap penduduk Indian di
amerika latin dengan plot film di dalam film. Penonton disuguhi suasana
sejak jaman Colombus baru tiba dan penindasan di jaman modern lewat
privatisasi air. GGB berperan sebagai sutradara yang sedang membuat
film tentang kedatangan Colombus di benua Amerika. Bersama krunya
mereka melakukan syuting di kota terpencil di Bolivia, dan meng
casting
banyak warga asli indian setempat sebagai figuran. Sayangnya mereka
berada di saat yang salah sehingga terjebak dalam demonstrasi menentang
berdirinya perusahaan air swasta di daerah tersebut.
Akting GGB
seperti biasa, lagi-lagi karakternya tergeser oleh karakter lainnya,
salah satunya adalah tokoh Daniel, warga indian yang pemerannya baru main film
pertama kali. Karakter Daniel justru menarik karena aktingnya jadi sangat natural,
bisa menyentuh dan menumbuhkan simpati, sementara tokoh penentu di klimax film
adalah karakter Costa, produser film yang disutradarai tokoh GGB di film
ini.
10. The Loneliest Planet (by Julia Loktev, 2011)
Bukan
film untuk banyak orang. Alurnya sangat lambat, super lambat. Tentang
sepasang kekasih yang bertualang ke daerah pegunungan Kaukasus di
wilayah negara Georgia dengan seroang pemandu warga lokal kampung
sekitar.
Dialognya sedikit, dan
settingnya menampilkan banyak pemandangan alam
yang indah, tapi terlalu banyak frame yang statis. Mungkin dengan
resolusi yang lebih bagus latar belakang keindahan alam terlihat lebih
menyegarkan, tapi tetap saja ketika semuanya berjalan terlalu lambat ya
bosen juga. Tambah lagi tidak ada
subtitle (sudah digugel). Tapi
subtitle
sepertinya tidak terlalu perlu juga dengan dialog yg sangat sedikit
itu: sebagian berbahasa inggris sebagian berbahasa Georgia. Yang bahasa
Georgia kita tidak perlu mengerti karena si pasangan dalam film juga tidak
mengerti. Dialog yg bahasa inggris, harus kita usahakan saja
mendengarkan dan mengerti. Sepertinya ada juga bahasa Spanyol sedikit
karena mungkin Karakter GGB berasal dari negeri berbahasa spanyol, si
ceweknya berbahasa Inggris (memang bener-bener kurang jelas nih). Tapi
sementara ini dengan dialog yang hanya sedikit yang bisa tertangkap itu,
saya bisa menikmati film ini dari ekspresi2 para aktornya.
Saya mungkin tidak akan berjuang menontonnya sampai selesai kalau belum mendapat
highlight bahwa “you blink, you’ll miss it”. Si pasangan yang awalnya
happy-happy ini setelah sepersekian film moodnya berubah drastis. Hubungan mereka terguncang dan patut dipertanyakan.
Apa yang terjadi sebaiknya jangan diintip di wikipedia maupun di komen2 yutub, dan hati-hati dengan artikel spoiler (kalau berminat menonton film ini).
Tanpa banyak dialog, penonton dibawa ikut memikirikan apa yg dipikirkan
mereka. Kenapa bisa begitu? Segitunya? Lalu gimana selanjutnya?
Ekspresi GGB dan pemeran wanitanya sangat menarik. Bagaimana mereka
berubah, apa yang kira2 dipikirkan, tergambar di semua gerak tubuh dan
tarikan wajah. Mungkin bisa dikatakan ini adalah eksplorais akting GGB yang terbaik karena minimnya dialog tsb.
Film The Loneliest Planet adalah salah satu film yang meninggalkan jejak mendalam, walau untuk menyelesaikannya, saya
pause berkali2 sambil
facebookan
dan berkegiatan lain karena bosan. Yang penting, jangan sampai
terlewatkan satu adeganpun. Dan hasilnya, menonton film ini mengobati
kebetean habis nonton 5 cm, seriusss!!!
Beberapa poin dari kesimpulan:
- Sejauh ini dari yang saya tonton, penampilan GGB yang paling saya suka adalah di The Loneliest Planet dan Rudo y Cursi.
- Film yang paling saya suka: Amores Perros, The Loneliest Planet, Rudo y Cursi, Tambien la Iluvia
- Film yang direkomendasikan buat mayarakat : Amores Perros, Babel, Tambien La Iluvia, Rudo Y Cursi
- Film yang saya ingin miliki versi produk originalnya: Amores Perros
(setelah kecewa sama vcd release Indonesia yang sensornya berlebihan
menghilangkan esensi film), The Loneliest Planet, Rudo Y Cursi. Semoga
ada rezeki dan jodohnya