Tuesday, February 12, 2013

Bulan Film Gael García

Melaksanakan “bulan film Gael García ”   tidak kalah menariknya dibanding dengan
“Bulan Film Takeshi Kaneshiro”.  Ketika ketertarikan pada seorang aktor menimbulkan obsesi untuk mencari film-film yang dibintanginya dan menghasilkan suatu sesi hiburan yang menyenangkan, rasanya waktu yang dihabiskan tidaklah sia-sia. Semoga para aktor dan pembuat filmnya mendapatkan rejeki yang cukup walaupun saya mendapat film2 mereka dari produk b*jakan.

Bisa dikatakan saya tertarik melakukan “Bulan Film Gael García”  awalnya karena beberapa bulan yang lalu melihat poster film A little Bit of Heaven. Karakter wajahnya berdampingan dengan Kate Hudson memberikan nuansa yang berbeda untuk suatu film Rom Com Hollywood. Tapi kata Rani filmnya jelek dan setelah melihat trailer serta membaca beberapa review yang terlalu negatif memang menunjukkan betapa tidak pentingnya film tsb.  Terlintas rasa simpati. Gael García Bernal (GGB) termasuk aktor langganan filmmaker Meksiko dan Spanyol kelas atas, tapi di Hollywood koq dipasang di film tidak jelas begitu. Beberapa waktu kemudian, di akhir tahun kemarin, saya tanpa sengaja menemukan link ke artikel yang mengulas singkat film "The Loneliest Planet" yang tampak unik dan menarik. Dimulai dari film tersebut, saya terhubung ke berbagai judul lain. Dan sejauh ini sudah menambah 6 judul baru dari sebelumnya baru 3 judul film yang sudah ditonton beberapa tahun lalu (tidak termasuk The Bourne Ultimatum,  walaupun sudah menonton, saya sangat tidak ingat apa perannya di sana). Jumlah ini memang belum signifikan dibanding sekitar 29 judul film panjang non TV, tapi sejauh ini Kinemala sudah bisa membuat beberapa analisa karena di film2 tersebut GGB berperan sebagai peran utama.

Hasil yang saya simpulkan sejauh ini, Agak berbeda dengan hasil dari "Bulan Film Takeshi Kaneshiro". Acara menonton film-film GGB ternyata mengarah ke film-filmnya, bukan mengenai si aktor Gael García Bernal atau karakter-karakter yg dia perankan. Maksudnya, GGB banyak berperan di film-film bagus, namun film-film tersebut  tidak menampilkan dia sebagai tokoh yang spektakuler/ menonjol walaupun sebagai pemeran utama. Tidak membuat penonton  (setidaknya saya) tergila-gila dan merasa gemeesss deeeh terhadap karakternya seperti terhadap Takeshi Kaneshiro. Hal ini bukan didasari subjektifitas akan kegantengan, karena saya menganggap GGB  juga memiliki wajah yang ganteng dan sangat khas dan enak dipandang, apalagi kalau senyum (kalau tidak, gak bakal saya jadikan topik film KineMala), tapi berdasarkan tipe film dan tipe peran yang biasanya dia mainkan.

GGB lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga berlatar belakang teater. Dari kecil/ ABG dia sudah berperan di telenovela, dan berlanjut ke film-film layar lebar. Kuliahnya pun di jurusan drama. Maka karir GGB memang berawal dari seni peran, sebagai aktor, bukan sebagai idola. GGB adalah aktor yang cukup produktif, tercatat sejak tahun 2000, setiap tahun dia muncul di lebih dari satu film.

Sejauh ini ada benang merah dari karakter-karakter GGB khususnya di film-film Meksiko/ film berbahasa Spanyol yang sudah saya tonton. Trademarknya GGB adalah sebagai karakter pemuda berandal, bukan karakter untuk diteladani apalagi diidolakan, bahkan belum tentu pantas mendapat simpati. Mayoritas peran GGB adalah  jadi pemuda labil, baik pemuda labil trouble maker atau pemuda labil kekanakan atau pemuda labil kampungan, atau sekedar pemuda yang nasibnya kurang beruntung.  Film-filmnya yang termasuk produksi Amerika Latin banyak menampilkan tema realitas sosial dan kesenjangan ekonomi masarakat. Seperti yang sering kita lihat tergambar di telenovela lah, tapi dari sisi yang lebih nyata, tanpa fairy tale.

Sayangnya, karakter yang diperankan GGB walaupun tidak pernah tampil buruk, tapi juga tidak pernah tampil outstanding. Kadang malah partner/ pemeran pendukungnya tampil lebih menonjol. Contohnya, di Amores Perros dan Babel, yang merupakan jenis film dengan beberapa alur cerita paralel, tokoh utamanya ada banyak, dan GGB hanya sebagai salah satunya.

Di film Rudo Y Cursi, Diego Luna lawan mainnya, tampil lebih berkarakter padahal dari peran2nya yang lain yang sudah saya tonton: Di Y Tu Mama Tambien,  saya bahkan tidak ingat wajahnya, artinya tidak ada yang spektakuler dari karakternya. di Dirty Dancing 2, Diego tampil sebagai cowok manis imut baik hati, aktingnya tampak cempreng dan garing. Ternyata sebagai Rudo dia sangat berbeda, karakternya kuat, komikal, terlihat dewasa dan matang, menyebalkan sekaligus juga menggugah simpati walaupun banyak melakukan ketololan. Sedangkan Gael sebagai Cursi, walaupun karakternya juga menarik dan komikal, tapi rasanya masih ada saja aura bawaan dari film-film lainnya.  Apa mungkin karena pengaruh model rambut GGB yang sepertinya tidak banyak berubah di berbagai filmnya; sebagai reman maupun pendeta, wajahnya begitu-begitu saja, sementara di sini Diego berkumis? Walau perlu analisa lebih jauh mengenai Diego Luna sebagai perbandingan, bisa dianggap mungkin di Dirty Dancing 2 memang perannya cuma begitu saja sesuai filmnya yang garing, sementara dia aktor berbakat, maka di film Rudo y Cursi, Diego  tampil dengan karakter lebih kuat daripada Gael.

Satu film lagi yang cukup signifikan dalam karir GGB adalah The Motorcycle Diaries, tapi sejauh ini saya belum berminat menontonnya, hanya pernah lihat sekilas tanpa menyimak. Tapi dari salah satu review yang pernah saya baca, disebutkan bahwa teman mainnya, Rodrigo de la Serna tampil lebih kuat karakternya. Mungkin belakangan akan saya buktikan.

Referensi sejauh ini berdasarkan pada hasil hunting yang masih tergantung aksesibilitas dan bandwidth internet. Bukan tidak mungkin akan ada nuansa lain yang merevisi opini di tulisan ini kalau judul film yang ditonton bertambah. Yang pasti, kegiatan Bulan Film Gael García kali ini adalah refreshing dari mainstreamnya KineMala.

Berikut beberapa judul yang saya tonton. Untuk nomer 1, 2 dan 6, terakhir kali menontonnya sudah bertahun-tahun yang lalu, jadi sebagian agak lupa maka sinopsisnya di sini rada nyontek. Sementara yang 6 lagi saya tonton sejak akhir Des sampai akhir Januari kemarin.


1. Amores Peros (by Alejandro González Iñárritu, 2000)
Film ini memiliki tiga plot cerita paralel, dengan tokoh-tokoh utama dari masing-masing cerita yang tidak saling mengenal tapi jalan hidupnya beririsan dalam suatu kecelakaan tabrakan mobil. Sebagaimana judulnya yang bisa diartikan sebagai "Cinta itu Anjing", cinta dan anjing merupakan tema film ini, dan bagaimana manusia-manusia menjalani hidup bersama cinta dan anjing-anjing mereka. Suatu judul dan tema yang sangat unik dan buat saya cukup membuka wawasan tentang kehidupan. GGB berperan menjadi anak muda dari keluarga miskin di (Mexico City?) yang ngecengin istri abangnya. Dia mengikutkan anjing abangnya dalam kompetisi adu anjing untuk mendapatkan uang dan berharap akan minggat dengan istri abangnya itu. Di film ini karakter yang diperankan GGB seolah menjadi trademarknya. Pemuda berandal dari keluarga miskin, mungkun perlu mendapat simpati, tapi kelakuannya payah juga. Seperti yang disebutkan di atas, banyaknya tokoh utama lain tidak membuat perannya GGB menonjol. Yang lebih kuat kemunculannya menyisakan jejak mendalam di otak dan hati adalah tokoh El Chivo.


2. Y Tu Mama Tambien (by Alfonso Cuarón, 2001)
Gael Garcia dan Diego Luna berperan menjadi dua sahabat pemuda labil yang sedang labil karena ditinggal pacar-pacar mereka, melakukan road trip dengan seorang wanita yang usianya lebih tua dari mereka dan baru mereka kenal, dan sedang labil juga karena suaminya selingkuh. Gael dan Diego tampak natural dalam perannya karena sesuai dengan persahabat mereka di luar film dan tampangnya juga cocok jadi pemuda2 bandel. Di antara film2nya GGB, film ini mungkin yang paling banyak perlu disensor, baik dialog maupun adegannya banyak yang vulgar. Tapi dari segi script yang masuk nominasi OSCAR, film ini berhasil dengan baik menampilkan gaya hidup dan situasi politik dan sosial Meksiko saat itu, dengan berbagai kejadian yang divisualisaikan maupun dinarasikan, dan mengalir seiring petualangan tokoh-tokohnya.


3. El Crimen del Padre Amaro. (by Carlos Carrera, 2002)
Film yang kontroversial di negara asalnya, Meksiko, karena menceritakan skandal-skandal pendeta katolik di suatu kota kecil miskin. Aslinya diangkat dari novel tahun 1875 karya penulis asal portugal. GGB berperan sebagai Padre Amaro, pendeta muda dengan prospek karir dan pendidikan yang cerah setelah harus mengabdi di suatu kota terpencil. Sayangnya Padre Amaro terjebak dalam dosa karena  jadi selingkuhan pemudi labil aktifis gereja. Permasalahan yang muncul bukan hanya mengenai Padre Amaro, tapi juga pendeta2 lain di kota itu, dengan gambaran kondisi sosial dan ekonomi kota pinggiran Meksiko.

GGB sebagai tokoh yang menjadi judul film tsb sayangnya tidak tampil kuat. Karakternya tidak jelas berdiri di mana, kalaupun maksudnya misterius, tidak cocok juga rasanya. Apakah dia itu sebetulnya ada di antara baik dan nyebelin, apakah dia itu awalnya polos, atau ternyata sudah biasa ngalaba, apakah dia bimbang, tidak terlihat bedanya di ekspresi GGB. Karakter yang menarik di film memang yang “abu-abu” atau misterius, tokoh baik yang menyebalkan, atau tokoh jahat yang menimpulkan simpati. Padre Amaro ini sebetulnya jelas posisinya di mana, jelas2 dia pendeta, jelas-jelas dia bersalah. Tapi ekspresi GGB kebanyakan tampak blank, belum bisa memperlihatkan kedalaman karakternya dibalik yang sudah terpaparkan, atau membuat Padre Amaro menjadi lebih menarik, walaupun tidak perlu juga diberi simpati.


4. Dot The I (2003)
Film ini kalau di Rotten Tomatoes peringkat terjelek kedua setelah A little bit of heaven. Untuk perbandingan, perlu juga melihat film yang dikritik jelek. Di imdb ratingnya 6.7 dan ada juga yang mereview positif. Saya agak penasaran dengan yang disebut2 sebagai plot twist.

Mungkin maksudnya film ini bercerita tentang permainan perasaan manusia yang terlihat dalam perselingkuhan dan permainan kehidupan, atau sekedar film misteri tapi nanggung, dengan plot twistnya antara bisa ditebak dan tidak, sok-sok misterius.
Tokoh2nya gak ada yang perlu mendapat simpati, apalagi si tokoh ceweknya. GGB tampil biasa. Senyumnya sih tetap manis. Tapi ya semua itu gak penting.


5. La Mala Educacion (by Pedro Almodovar, 2004)
Gael jadi banciiiiiii!!!! nuff said.............gak ding,
Film ini sangat berani menceritakan keburukan pendidikan di sekolah katolik dengan pendeta yang brengsek dan akibatnya sampai siswanya dewasa. Plot film ini cukup unik . Walaupun agak bikin frustasi, film ini mengalir dengan mudah diikuti. Twist cerita terungkap secara bertahap dengan teknik penceritaan plot maju-mundur dan film di dalam film.
GGB berakting cukup ekstrim di sini. Karakternya berubah-ubah. Tapi yang lebih menarik justru karakter Enrique yang diperankan Fele Martinez. Memang GGB mengeluarkan segala aksi di sini, dan bisa dikatakan ini filmnya yang paling mengeksplor kemampuan aktingnya. Tapi justru Fele yang banyak diam dan berbicara dengan matanya penampilannya lebih kuat.

Hanya direkomendasikan untuk yang siap dengan film "ekstrim" dan kuat mental. *(lebih parah daripada Brokeback Mountain)


6. Babel (by Alejandro González Iñárritu, 2006)
Karakter filmnya mirip dengan Amores Perros, dengan kisah kehidupan berbagai tokohnya yang  tidak saling mengenal tapi saling bersinggungan. Seolah perkembangan dari Amores Perros, Babel skalanya lebih mendunia. Efek dari satu kejadian  mempengaruhi kehidupan berbagai tokohnya di berbagai belahan dunia.
GGB berperan sebagai Santiago, pemuda Meksiko yang mengantar bibinya, seorang baby sitter di amerika yang memaksakan diri mendatangi pernikahan anaknya walaupun orang tua anak yang diasuhnya terhalang untuk pulang akibat tertembak di dalam bis pada perjalanan di Maroko.
Kehebohan yang terjadi selanjutnya didasari keparnoan dan kerasisan orang Amrik akan serangan teroris dan ancaman kriminalitas yang diiringi tindakan lebay setelah itu. Saya lupa bagaimana penokohan yang diperankan GGB di sini. Kalau tidak salah, cukup mengasihankan..? Tapi ternyata rada payah juga karena pemabuk. (serius ternyata saya bener2 lupa.. cuman inget dia ada. Perlu tonton ulang)


7. The Science of Sleep (by Michael Gondry, 2006)
GGB berperan sebagai pemuda yang kekanakan, ngecengin seorang wanita tetangga apartemennya, dan sedang tidak puas dengan pekerjaan barunya. Hidupnya bercampur baur bersaling silang antara mimpi dan kenyataan, sebagaimana penonton yang terbingung-bingung mana adegan yang mimpi mana yang kenyataan. Dan saya pun tertidur… Sebetulnya film ini lucu, dan komikal. Banyak variasi gambar dan animasi yang dinamis. Tapi, mengikutinya jadi membuat ngantuk. Saya menikmati per bagian-bagiannya tapi juga tidak terlalu perduli mau dibawa ke mana dan nantinya bagimana, Seperti: “ya su lah mimpi terus saja kamu…zzzzz....” dan sepertinya film ini juga tidak memaksakan suatu konklusi yang nyata. Enjoy saja keabsurdannya, dan GGB masih seperti biasa, plus rada kekanakan, cukup menggemaskan sih.


8. Rudo Y Cursi (by Carlos Cuarón, 2008)
Salah satu genre hollywood yang paling membosankan adalah film olahraga.
Tapi, di tangan geng filmmaker Meksiko, tema ini  bisa menjadi sangat menarik dan unik sekaligus juga menyentuh. Selain tentang sepak bola, Rudo Y Cursi mengangkat tema keluarga khususnya yang terwujud dalam hubungan antara kakak adik Beto “Rudo” dan Tatto “Cursi”.

Seperti yang sudah disebut di atas, GGB bermain lagi bersama sahabatnya Diego Luna, sebagai adik kakak. Walau wajah mereka sangat sama sekali sungguhlah tidak ada mirip-miripnya acan, namun di film ini menjadi logis karena mereka lain ayah. Bahkan, di film ini, adik-adiknya yang lain juga lahir dari ayah-ayah yang berbeda. Mereka sekeluarga tinggal bersama ibunya yang mereka sanjung dan sayangi. Beto yang sudah berkeluarga sepertinya sudah berumah sendiri tapi masih berdekatan. Rumah mereka tergolong rumah gubuk, maka salah satu cita-cita mereka adalah mendirikan rumah untuk Ibu mereka. Anak-anak yang manis ya.

Tatto dan Beto bekerja sebagai buruh perkebunan pisang di daerah terpencil Meksiko, sampai seorang pencari bakat menemukan mereka dan mengajak bergabung dengan klub sepak bola di ibu kota.
Selanjutnya perjalanan karir dan kehidupan keluarga, hubungan persaudaraan mereka disajikan dengan kocak, tapi juga natural dan wajar dengan segala dinamikanya.

Bisa dikatakan ini filmnya GGB yang paling menyenangkan buat saya, karena nuansanya jauh berbeda dari film-film lainnya yang cenderung suram. Karakternya sebagai pemuda norak tapi polos, bisa lebih melekat dibanding yang serius-serius, tapi yang paling menyenangkan adalah chemistry antara Rudo dan Cursi sebagai saudara sekaligus juga saingan. Film Rudo Y Cursi, walaupun tanpa hollywood ending, juga tanpa menyuapi idealisme, meninggalkan jejak ceria walaupun sebetulnya tragis juga. "Pesan moral" yang terkandung cukup bisa dinikmati tak perlu diverbalisasi.


9. Even The Rain / Tambien la Iluvia (by Icíar Bollaín, 2010)
Menggambarkan penindasan oleh pendatang kulit putih terhadap penduduk Indian di amerika latin dengan plot film di dalam film.  Penonton disuguhi suasana sejak jaman Colombus baru tiba  dan penindasan di jaman modern lewat privatisasi air. GGB berperan sebagai sutradara yang sedang membuat film tentang kedatangan Colombus di benua Amerika. Bersama krunya mereka melakukan syuting di kota terpencil di Bolivia, dan mengcasting banyak warga asli indian setempat sebagai figuran. Sayangnya mereka berada di saat yang salah sehingga terjebak dalam demonstrasi menentang berdirinya perusahaan air swasta di daerah tersebut.

Akting GGB seperti biasa, lagi-lagi karakternya tergeser oleh karakter lainnya, salah satunya adalah tokoh Daniel, warga indian yang pemerannya baru main film pertama kali. Karakter Daniel justru menarik karena aktingnya jadi sangat natural, bisa menyentuh dan menumbuhkan simpati, sementara tokoh penentu di klimax film adalah karakter Costa, produser film yang disutradarai tokoh GGB di film ini.


10. The Loneliest Planet (by Julia Loktev, 2011)
Bukan film untuk banyak orang. Alurnya sangat lambat, super lambat. Tentang sepasang kekasih  yang bertualang ke daerah pegunungan Kaukasus di wilayah negara Georgia dengan seroang pemandu warga lokal kampung sekitar.
Dialognya sedikit, dan settingnya menampilkan banyak pemandangan alam yang indah, tapi terlalu banyak frame yang statis. Mungkin dengan resolusi yang lebih bagus latar belakang keindahan alam terlihat lebih menyegarkan, tapi tetap saja ketika semuanya berjalan terlalu lambat ya bosen juga. Tambah lagi tidak ada subtitle (sudah digugel). Tapi subtitle sepertinya tidak terlalu perlu juga dengan dialog yg sangat sedikit itu: sebagian berbahasa inggris sebagian berbahasa Georgia. Yang bahasa Georgia kita tidak perlu mengerti karena si pasangan dalam film juga tidak mengerti. Dialog yg bahasa inggris, harus kita usahakan saja mendengarkan dan mengerti. Sepertinya ada juga bahasa Spanyol sedikit karena mungkin Karakter GGB berasal dari negeri berbahasa spanyol, si ceweknya berbahasa Inggris (memang bener-bener kurang jelas nih). Tapi sementara ini dengan dialog yang hanya sedikit yang bisa tertangkap itu, saya bisa menikmati film ini dari ekspresi2 para aktornya.

Saya mungkin tidak akan berjuang menontonnya sampai selesai kalau belum mendapat highlight bahwa “you blink, you’ll miss it”. Si pasangan yang awalnya happy-happy ini setelah sepersekian film moodnya berubah drastis. Hubungan mereka terguncang dan patut dipertanyakan. Apa yang terjadi sebaiknya jangan diintip di wikipedia maupun di komen2 yutub, dan hati-hati dengan artikel spoiler (kalau berminat menonton film ini). Tanpa banyak dialog, penonton dibawa ikut memikirikan apa yg dipikirkan mereka. Kenapa bisa begitu? Segitunya? Lalu gimana selanjutnya?

Ekspresi GGB dan pemeran wanitanya sangat menarik. Bagaimana mereka berubah, apa yang kira2 dipikirkan, tergambar di semua gerak tubuh dan tarikan wajah. Mungkin bisa dikatakan ini adalah eksplorais akting GGB yang terbaik karena minimnya dialog tsb.

Film The Loneliest Planet adalah salah satu film yang meninggalkan jejak mendalam, walau untuk menyelesaikannya, saya pause berkali2 sambil facebookan dan berkegiatan lain karena bosan. Yang penting, jangan sampai terlewatkan satu adeganpun. Dan hasilnya, menonton film ini mengobati kebetean habis nonton 5 cm, seriusss!!!



Beberapa poin dari kesimpulan:

  • Sejauh ini dari yang saya tonton, penampilan GGB yang paling saya suka adalah di The Loneliest Planet dan   Rudo y Cursi.
  • Film yang paling saya suka: Amores Perros, The Loneliest Planet, Rudo y Cursi, Tambien la Iluvia
  • Film yang direkomendasikan buat mayarakat :  Amores Perros, Babel, Tambien La Iluvia, Rudo Y Cursi
  • Film yang saya ingin miliki versi produk originalnya: Amores Perros (setelah kecewa sama vcd release  Indonesia yang sensornya berlebihan menghilangkan esensi film), The Loneliest Planet, Rudo Y Cursi. Semoga ada rezeki dan jodohnya















No comments: